close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi data center. DCII tengah membangun data center di Bintan, Kepri, guna menggaet pasar internasional. Freepik
icon caption
Ilustrasi data center. DCII tengah membangun data center di Bintan, Kepri, guna menggaet pasar internasional. Freepik
Bisnis
Selasa, 17 Januari 2023 19:22

Gaet pasar internasional, DCII bangun data center di Bintan

Bintan dipilih sebagai lokasi karena dekat Singapura.
swipe

PT DCI Indonesia Tbk (DCII) tengah membangun pusat data di Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), untuk menggaet pasar internasional. Namun, banyak persiapan yang mesti disiapkan guna mencapai target tersebut, salah satunya memastikan penggunaan energi terbarukan sebagai suplai energi.

"Karena di sektor data center, kami harus memastikan bahwa kita punya energi bersih. Untuk memastikan bahwa energi yang kita pakai bersih dan berkelanjutan untuk lingkungan," kata Deputy President Director DCI Indonesia, Marco Cioff, kepada Alinea.id, Selasa (17/1). 

Penyedia layanan pusat data ini juga sedang mencari investor potensial untuk bersama-sama membangun pusat data yang sesuai standar internasional. Perseroan berencana membangun pusat data berkapasitas 3.000 megawatt (MW) di Bintan. 

Adapun pasar internasional yang dimaksud Marco adalah perusahaan-perusahaan global, khususnya yang bergerak pada layanan cloud computing papan atas, seperti Amazon, Microsoft, Alibaba, dan Huawei. Pada saat bersamaan, DCII juga menargetkan pasar dari platform konten, seperti YouTube, ByteDance, TikTok, Meta, hingga Instagram.

"Inilah mengapa kita harus memastikan kalau di kita ada international quality. Kita harus menyediakan yang terbaik bukan yang seadanya," imbuhnya. 

Bintan dipilih sebagai lokasi pembangunan pusat data karena lokasinya dekat Singapura, yang merupakan pusat data terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, memiliki potensi besar untuk mengembangkan pusat data. 

"Kita tahu kalau data center market di Indonesia sedang tumbuh sekitar 30%-40%. Di luar Jawa yang punya banyak peluang, khususnya di sekitar Singapura," kata Marco. 

Dirinya menerangkan, satu pusat data bisa mencapai kapasitas 15-20 MW. Dengan per megawatt investasi yang dapat dikumpulkan sekitar US$10 juta. 

"Kalau kita pakai kapasitas 15 megawatt, jika dikalikan US$10 juta, kita sudah bisa mendapatkan investasi sekitar US$150 juta," lanjut Marco.

img
Qonita Azzahra
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan