close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
dokumentasi PT Sentul City Tbk
icon caption
dokumentasi PT Sentul City Tbk
Bisnis
Rabu, 11 Juli 2018 16:33

Garap proyek baru, Sentul City gandeng investor Jepang

Sebagai tahap awal, akan dibangun tiga menara apartemen Opus Park yang terdiri atas 1.100 unit.
swipe

PT Sentul City Tbk. menggandeng investor Jepang Sumitomo Corporation dan Hankyu Hanshin Properties menggarap proyek hunian terpadu senilai Rp 5 triliun di kawasan Sentul City, Bogor.

Ketiganya membentuk perusahaan patungan PT Izumi Sentul Realty, dengan porsi kepemilikan saham Sentul City 25%, Sumitomo 45%, dan Hankyu 35%.

“Investasi ini untuk pengembangan kawasan pusat bisnisnya (central business district/CBD area) seluas 7,8 hektare,” kata Direktur Utama  PT Izumi Sentul Realty Ricky Kinanto Teh saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/7).

Sebagai tahap awal, akan dibangun tiga menara apartemen Opus Park yang terdiri atas 1.100 unit. Perusahaan sudah mulai memasarkan hunian apartemen tersebut. Apartemen ini membidik konsumen kelas atas dengan harga mulai dari Rp790 juta sampai Rp3,1 miliar. Pemasaran diperkirakan dilakukan hingga 2,5 tahun ke depan. Topping off ditargetkan dilakukan pada Agustus 2018, dan serah terima unit mulai akhir 2019.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Sentul City Tbk .David Partono mengatakan hasil prapenjualan (marketing sales) dari apartemen Opus Park belum akan masuk dalam pembukuan pendapatan perseroan tahun ini. 

Meski demikian, proyek ini merupakan salah satu pembuktian perusahaan untuk menggarap proyek bersama pengembang asing.

Kerja sama ini juga merupakan yang pertama antara Sentul City dengan investor dari Jepang. Ke depan, Sentul City akan membicarakan kemungkinan kerja sama untuk proyek selanjutnya.“Kami pakai dana internal untuk membangun, bukan pakai uang konsumen. Semua risikonya sudah diperhitungkan,” katanya.

Sebelumnya, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BKSL ini membidik marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp1,5 triliun sepanjang 2018. Raihan itu tumbuh 25% dari marketing sales 2017 sebesar Rp 1,2 triliun. 

Tidak hanya dari penjualan pemasaran, BKSL juga menargetkan pertumbuhan tajam di sisi pendapatan dan laba bersih. Perseroan mematok pendapatan sebesar Rp 3,2 triliun atau tumbuh 113,3% pada tahun ini dibandingkan dengan target 2017 sebesar Rp 1,5 triliun.

Sementara laba 2018 ditargetkan sebesar Rp 1 triliun. Padahal perusahaan ini hanya menargetkan laba bersih sebesar Rp 330 miliar pada 2017.

Perusahaan sudah mengantongi pendapatan dari penjualan lahan di Sentul, Bogor senilai Rp180 miliar pada semester pertama ini. “Pengembang lokal yang beli untuk dikembangkan kemudian,” tutur dia.

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan