close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Plt Direktur Utama Garuda Indonesia, Fuad Rizal (kiri) saat menyampaikan paparan dalam public expose insidentil Garuda Indonesia di Cengkareng, Jawa Barat, Jumat (27/12/2019). Alinea.id/Annisa Saumi.
icon caption
Plt Direktur Utama Garuda Indonesia, Fuad Rizal (kiri) saat menyampaikan paparan dalam public expose insidentil Garuda Indonesia di Cengkareng, Jawa Barat, Jumat (27/12/2019). Alinea.id/Annisa Saumi.
Bisnis
Jumat, 27 Desember 2019 17:35

Garuda Indonesia cari dana Rp12,6 T buat bayar utang

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyiapkan tiga opsi pendanaan untuk bayar utang yang jatuh tempo pada 2020.
swipe

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menyiapkan tiga opsi pendanaan hingga US$900 juta atau Rp12,6 triliun untuk membayar sebagian utang yang akan jatuh tempo tahun 2020.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal, mengatakan opsi pertama, maskapai penerbangan milik pemerintah ini akan menerbitkan global sukuk dengan nilai maksimum sebesar US$750 juta atau setara Rp10,49 triliun dengan tenor 5 tahun.

Penggunaan dana dari global sukuk yang akan diterbitkan tersebut adalah untuk pembiayaan kembali (refinancing) global sukuk yang diterbitkan perseroan pada 2015 dan akan jatuh tempo pada Juni 2020.

Opsi pendanaan kedua yang akan dipertimbangkan oleh emiten berkode saham GIAA ini adalah melakukan private placement obligasi dalam mata uang dolar Amerika Serikat senilai US$750 juta. Rencananya, hasil dari private placement tersebut akan digunakan untuk pembiayaan kembali atas sebagian utang keuangan yang jatuh tempo dalam satu tahun.

Sedangkan opsi pendanaan terakhir ialah dengan skema peer-to-peer lending (p2p lending) dengan nilai US$500 juta. Rencananya, bunga dari p2p lending ini akan dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Namun, untuk tingkat bunga sendiri masih dalam tahap negosiasi.

"Untuk debt refinancing, instrumen apa yang akan kami gunakan belum bisa kami kabarkan. Tergantung mana yang paling optimal untuk Garuda dilihat dari sisi jumlah, maupun dari sisi pricing," ujarnya.

Fuad merinci, pendanaan senilai US$900 juta tersebut, sebesar US$500 juta akan digunakan untuk pembayaran global sukuk yang jatuh tempo Juni 2020. Sedangkan sisanya adalah untuk pembayaran pinjaman jangka pendek dan modal kerja.

Namun, hingga saat ini Fuad belum bisa mengatakan siapa yang menjadi advisor dari rencana refinancing ini.

"Nanti deh, saya belum boleh ngomong," tuturnya.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan