Garuda Indonesia menjajaki penggunaan energi terbarukan pada lini penerbangan komersial. Maskapai penerbangan nasional tersebut melakukan uji coba bioavtur yang termasuk dalam klasifikasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis bahan bakar nabati dengan kandungan minyak inti kelapa sawit (J2.4).
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, langkah itu bagian dari komitmen serta upaya berkelanjutan Garuda Indonesia Group. Persisnya, dalam mendukung berbagai inisiatif dekarbonisasi yang salah satunya dilaksanakan melalui penjajakan penggunaan SAF pada penerbangan Garuda Indonesia.
“Ini adalah milestone yang sudah kita tunggu-tunggu. Hal ini tentunya menjadi optimisme tersendiri bagi langkah kita bersama untuk merealisasikan mimpi besar kita mewujudkan green energy pada ekosistem aviasi Indonesia untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission yang diproyeksi dapat terealisasi pada tahun 2060 mendatang,” kata Irfan dalam keterangan, Selasa (10/10).
Setelah melewati seluruh rangkaian uji penggunaan SAF, kata Irfan, pihaknya berharap dapat menorehkan sejarah baru dalam industri aviasi nasional. Khususnya, terealisasi melalui langkah penerapan SAF pada penerbangan komersial Indonesia.
“Kami memahami dalam mewujudkan komitmen pengelolaan green energy khususnya dalam ekosistem aviasi tidak dapat tercapai tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini kami juga ingin memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholder yang telah mewujudkan langkah awal dalam penerapan energi terbarukan pada penerbangan Garuda Indonesia,” ujar Irfan.
Maka dari itu, menurutnya kesiapan tersebut akan diselaraskan dengan kajian implementasi SAF secara komprehensif atas kesiapan sektor korporasi. Apalagi, dalam mengadaptasi penggunaan energi terbarukan ini khususnya pada lini penerbangan komersial.
“Ini merupakan langkah awal yang kiranya dapat menjadi misi berkelanjutan bagi ekosistem aviasi untuk bergerak semakin adaptif dalam menghadirkan kontribusi bagi keberlangsungan lingkungan hidup,” ucap Irfan.
Uji terbang
Rangkaian uji coba merupakan kolaborasi Garuda Indonesia dengan Pertamina serta didukung oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan, serta Tim Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB).
Rangkaian uji coba bioavtur J2.4 tersebut rampung, ditandai dengan diselesaikannya uji terbang pada armada Garuda Indonesia B737-800NG PK -GFX dengan mesin pesawat CFM56-7B melalui uji coba penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta yang kemudian dilanjutkan menuju Area Pelabuhan Ratu Airspace pada Rabu (4/10).
Sebelumnya di hari yang sama, uji coba bioavtur J2.4 tersebut juga telah melalui serangkaian prosedur engine ground run test menggunakan armada yang sama di Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia.
Uji coba tersebut melengkapi uji statis yang telah dilaksanakan pada akhir bulan Juli lalu menggunakan komponen mesin pesawat CFM56-7B.
Melalui berbagai rangkaian uji coba tersebut, Tim Peneliti PT LAPI ITB bersama stakeholder terkait menyampaikan hasil yang positif bahwa SAF dengan jenis Bioavtur J2.4 pada tipe pesawat Boeing 737-800 menunjukkan respons pesawat baik dan terkendali. Dengan hasil baik ini Garuda Indonesia bersama-sama dengan Pertamina siap melanjutkan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini ke tahap selanjutnya yaitu rencana penggunaan SAF dalam penerbangan komersial Garuda Indonesia.
Dirampungkannya uji terbang menggunakan energi terbarukan ini merupakan bagian dari penyusunan SAF roadmap dengan kolaborasi antara Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Tim Peneliti ITB, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) dan stakeholder terkait lainnya.