PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. telah menandatangani kerja sama untuk restrukturisasi PT Merpati Nusantara Airlines. Kerja sama yang berupa pengembangan bisnis kargo ini menjadi langkah untuk mencicil utang yang masih menjerat perusahaan penerbangan perintis tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara mengatakan kerja sama tersebut bentuknya tidak saling membebani.
"Kami bantu Merpati untuk menjalankan bisnisnya sehingga memiliki cashflow untuk mencicil kewajibannya kepada pegawai dan kepada kreditur lainnya," kata Ari di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu (16/10).
Ari mengatakan kerja sama tersebut berlangsung dalam jangka waktu 38 tahun. Namun, secara periodik, dalam waktu lima tahun sekali bisa dikaji ulang dengan melibatkan BUMN lainnya. "Jadi itu yang paling penting kita menolong Merpati sehingga bisa going concern kepada bisnisnya," ucapnya.
Ari mengatakan, Garuda Indonesia akan fokus membantu Merpati di dalam pengelolaan kargo, maintenance, dan training center yang dimiliki oleh Merpati. Ia pun menyebutkan dalam kerja sama tersebut tidak ada suntikan dana yang diberikan kepada Merpati. Menurut dia, kerja sama tersebut fokus untuk membantu operasional Merpati Airlines.
"Sebenarnya Merpati membawa volume (mencari pasar), sementara operasi itu dilaksanakan oleh Garuda Indonesia," jelasnya.
Sementara, pesawat yang akan digunakan untuk operasional pengangkutan kargo Merpati Airlines seluruhnya akan menggunakan pesawat milik Garuda Group. Ari menjelaskan telah menyiapkan lima pesawat milik Garuda Group.
"Pesawatnya kita ada dari Garuda semua saat ini ada 3. Kemudian dua konversi dari CItilink, yang tadinya standby kita convert ke freighter dengan kapasitas 12,5 ton setiap pesawatnya," terang Ari.
Ia pun menuturkan pada 2020 akan ada penambahan pesawat Boeing 738, serta satu pesawat jenis Boeing 330. Sehingga, akan ada total 8 freighter yang dioperasikan untuk mengangkut kargo dalam kerja sama dengan Merpati pada tahun 2020.
Lebih lanjut, Ari menegaskan, tidak ada bagi hasil keuntungan antara Garuda Indonesia dan Merpati Airlines dalam kerja sama ini. Semua keuntungan masuk ke Merpati Airlines. Dia mengatakan Garuda hanya mendapatkan tambahan biaya dari pengoperasionalan pesawat Garuda atau management fee.
"Kita tidak ambil profit. Semuanya masuk ke sana (Merpati), Garuda hanya dapat management fee dan added cost lainnya," tutur Ari.