close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Garudafood, perusahaan produsen makanan dan minuman, menetapkan jumlah saham yang dilepas dalam IPO sebanyak 762,84 juta saham baru atau 10,34% dari modal disetor dengan harga penawaran Rp1.284 per saham sehingga Perseroan akan mengantongi dana Rp979,48 m
icon caption
Garudafood, perusahaan produsen makanan dan minuman, menetapkan jumlah saham yang dilepas dalam IPO sebanyak 762,84 juta saham baru atau 10,34% dari modal disetor dengan harga penawaran Rp1.284 per saham sehingga Perseroan akan mengantongi dana Rp979,48 m
Bisnis
Rabu, 10 Oktober 2018 17:42

Garudafood akan tingkatkan kontribusi ekspor

Garudafood mengincar negara-negara Asia terutama di Asia Tenggara dalam proses peningkatan volume ekspor produk-produknya.
swipe

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) berencana meningkatkan volume penjualan ekspor perseroan lebih dari 10%. Saat ini volume penjualan ekspor perseroan berkisar 5% dari total penjualan perseroan.

Direktur Utama perseroan Hardianto Atmadja, mengatakan, Garudafood mengincar negara-negara Asia terutama di Asia Tenggara dalam proses peningkatan volume ekspor produknya.

"Kami harapkan minimal double digit ekspor itu secara perlahan hingga 2-3 tahun ke depan, karena market ekspor itu cukup menjanjikan. Jadi milestone kami menjadi perusahaan yang go internasional kedepannya," ujar Hardianto di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/10).

Perseroan sedang berfokus untuk meningkatkan fasilitas produksi di tiga pabrik yang dimiliki perseroan.

Garudafood mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp800 miliar untuk pengembangan usahanya. Hingga saat ini anggaran belanja modal sudah direalisasikan sebesar 70%.

"Capex sebenarnya selalu menambah fasilitas produksi. Sedangkan untuk tahun depan kami belum memiliki proyeksinya. Kalau penambahan mesin setidaknya butuh waktu enam bulan mulai dari pemesanan," tambahnya.

Sedangkan pada tahun ini, Garudafood menargetkan pendapatan dan leba bersih perseroan tahun ini tumbuh di atas rata-rata industri yakni lebih dari 10%.

"Dari sisi volume penjualan saja per April itu sudah tumbuh 13% year on year (YoY). Kuartal IV juga tren-nya lebih bagus biasanya karena ada Hari Raya Natal dan Tahun Baru," ujar Hardianto.

Selain itu, perseroan juga berencana menambah satu pabrik barunya pada 2019 mendatang. Lokasi dari pabrik tersebut juga direncanakan tidak jauh dari beberapa fasilitas produksi yang telah dimilik Garudafood.

Saat ini perusahaan mengoperasikan tiga fasilitas produksi dan pabrik di Pati Jawa Tengah, Gresik Jawa Timur dan di Kawasan Industri Rancaekek Sumedang, Jawa Barat yang seluruhnya memproduksi produk-produk Garudafood.

"Ini masih rencana, jadi kita tunggu tanggal mainnya. Yang pasti ada pabrik baru di tahun depan, dan kami akan announce serta prospeknya nanti seperti apa," ungkap Hardianto. 

Menanggapi volatilitas rupiah, Garudafood mengaku mempunyai dampak sebagaimana perusahaan yang sejenis dengannya.

"Kami pasti akan mengalami dampak karena pelemahan rupiah ini. Kami mengalami dampak walaupun sebagian besar bahan baku yang kami gunakan sudah dibeli dari dalam negeri," kata Robert.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahan yang impor langsung sangat kecil namun memang secara tidak langsung akan terpengaruh. 

"Kami mempunyai pengalaman selama 28 tahun berkiprah dalam dunia makanan minuman. Kami sudah pernah alami hal yang jauh lebih buruk dari kondisi ini yaitu 1998 dan 2008. Waktu itu bahkan pelemahan rupiah dan krisis jauh lebih buruk. Kami bukan hanya dapat bertahan tapi juga dapat tumbuh di tengah kendala ekonomi," pungkasnya.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan