Gedung Panjang menjadi salah satu bangunan unik di Kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), DKI Jakarta, pasca-revitalisasi. Bangunan itu disebut penggambaran inspirasi dari Rayuan Pulau Kepala, lagu ciptaan Ismail Marzuki.
"Bangunan ini memang cocoknya hanya di TIM. Inspirasinya dari lagu ciptaan Ismail Marzuki ditransfer ke bentuk tinggi rendah not balok," ujar sang arsitek Gedung Panjang, Andra Matin, dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9).
Penggalan lirik Rayuan Pulau Kelapa yang mengilhami pembangunan Gedung Panjang adalah "Tanah Airku Indonesia. Negeri elok amat kucinta. Tanah tumpah darahku yang mulia, yang kupuja sepanjang masa. Tanah Airku aman dan makmur. Pulau kelapa yang amat subur."
Menurutnya, lirik itu menunjukkan kita harus mencintai negara. "Tiga not digabung jadi satu fasad. Fasadnya disusun secara acak."
Gedung Panjang memanjang di lahan yang dulu jadi pusat kuliner TIM. Bagian gedung berlantai 14 itu terlihat berundak-undak dari kejauhan, tidak rata seperti bangunan tinggi konvensional.
Terdapat pula elemen motif tumpal dari batik Betawi pada bangunan. Selain sebagai estetika, ini juga bertujan mereduksi sinar matahari ke area perpustakaan sehingga menjadi lebih sejuk.
Fasilitas di dalamnya terdiri dari galeri seni, perpustakaan umum, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Kantor Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), ruang diskusi Komite Seni, dan Wisma Seni.
Gedung Panjang TIM masuk tahap satu revitalisasi TIM. Hingga minggu ke-111, realisasi pembangunannya mencapai 98,2%,
Sementara itu, progres Gedung Parkir Panjang dan Masjid Amir Hamzah mencapai 100%. Dengan demikian, realisasi pembangunan revitalisasi TIM tahap satu secara keseluruhan 98,7%.
Untuk tahap kedua, realisasi pengerjaannya sudah 32,4% hingga memasuki pekan ke-30. Perinciannya, Planetarium dan Pusat Pelatihan 27,53%, Graha Bhakti Budaya 40,87%, Teater Halaman 24,6%, dan Gallery Annex 78,38%.
Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, sebelumnya menyatakan, revitalisasi TIM bertujuan menjadikannya ikon sekaligus pusat kegiatan kesenian dan kebudayaan dunia. Selain infrastrukturnya bertaraf internasional, konten keseniannya pun demikian.
Dia juga mengingimkan TIM menjadi ekosistem kesenian kebudayaan Jakarta serta wadah bagi seniman berkolaborasi menunjukkan karyanya melalui proses audisi ketat melalui DKJ.
Sementara itu, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro selaku pelaksana revitalisasi mengajak masyarakat memanfaatkan TIM sebagai ruang ketiga dalam mengembangkan kreativitas dan mengekspresikan talenta seni budayanya. Apalagi, ia dibangun dengan konsep gedung serba guna (mixed-use building) yang unik.
Sehingga ke depannya, lanjut Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Jakpro, Nadia Diposanjoyo, TIM menjadi wadah industri pusat kreatif yang mengakomodasi kebutuhan zaman. Dus, berkontribusi terhadap meningkatnya peluang ekonomi kreatif dalam negeri.
"TIM hadir untuk menjawab tantangan dan peluang ekonomi kreatif di Tanah Air," katanya.
Dengan peran TIM sebagai pusat kesenian kota, masyarakat pun diajak berkolaborasi menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Jika dikemas dengan konteks kontemporer, diyakini bakal menjadi panggung untuk memperkenalkan budaya dan kesenian.
"TIM juga bisa menjadi tempat untuk kita melestarikan sekaligus menganpanyekan kebudayaan dan kesenian Indonesia sesuai dengan zamannya," tandas Nadia.