close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat jumpa pers di Tangerang, 23 Januari 2020. Foto Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana.
icon caption
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat jumpa pers di Tangerang, 23 Januari 2020. Foto Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana.
Bisnis
Selasa, 20 April 2021 17:12

GIAA ubah kebijakan logistik, pengiriman langsung dari kota produsen

Kebijakan tersebut juga untuk menekan terjadinya penumpukan barang di bandara yang menyebabkan terjadinya penundaan pengiriman.
swipe

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Irfan Setiaputra mengatakan, direksi perseroan telah memutuskan untuk melakukan pengiriman barang ke luar negeri, langsung dari kota-kota sentra produksi barang. Itu artinya pengiriman tidak harus melalui Jakarta lagi.

Selama ini pengiriman barang ke luar negeri hampir 95% dilakukan melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Padahal, barang-barang yang akan dikirimkan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, juga ada yang memiliki bandara internasional.

"Keputusan direksi Garuda hari ini kita fokus ekspor dari destinasi-nya. Mayoritas dari Jakarta, padahal kita punya airport internasional yang bukan hanya bisa menerima orang dari luar, tetapi juga ekspor barang," katanya dalam webinar 500K Eksportir Baru, Selasa (20/4).

Keputusan tersebut bertujuan untuk menghemat biaya logistik. Terutamanya, untuk meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh para pelaku ekspor dari sektor UMKM.

Irfan melanjutkan, kebijakan tersebut juga untuk menekan terjadinya penumpukan barang di bandara yang menyebabkan terjadinya penundaan pengiriman.

"Mohon dipahami apabila kita mengirimkan ikan lewat Jakarta, prosesnya dari Indonesia Timur itu pasti akan lebih lama dibandingkan dengan Manado. Kedua, kita bisa beri kepastian lebih tinggi ke eksportir untuk bawa ikan ke Narita Jepang lebih dari 32 ton per penerbangan," ujarnya.

Lebih lagi, jika hanya mengandalkan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta penundaan pengiriman akan lebih lama, karena jadwal penerbangan yang semakin sedikit.

Misalnya, untuk penerbangan ke Belanda misalnya hanya dilakukan sekali seminggu, sudah jauh menyusut dari sebelum pandemi yang enam kali seminggu.

"Ini menjadi tantangan sangat besar apabila bapak-ibu punya produk yang rutin harus dikirim ke Belanda," ucapnya. 

Irfan pun menuturkan, sejak pandemi Covid-19 melanda, perseroan fokus pada pengoptimalan kargo. Pasalnya, pandemi menyerang sisi kesehatan manusia, sehingga memaksa terciptanya pembatasan mobilitas orang.

Namun untuk barang masih dapat bergerak, karena itu Garuda fokus ke logistik selama pandemi. "Kita selama pandemi fokus ke kargo. Menumbuhkan kapasitas kargo semaksimal mungkin," kata dia.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan