close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke Industri Gula Rafinasi PT Andalan Purnindo yang berada di kawasan Industri Marunda Center Bekasi. Sumber foto: Kemendag
icon caption
Kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke Industri Gula Rafinasi PT Andalan Purnindo yang berada di kawasan Industri Marunda Center Bekasi. Sumber foto: Kemendag
Bisnis
Selasa, 23 Januari 2018 16:07

Lelang gula rafinasi bidik industri kecil jadi peserta

Kali ini pasar lelang gula kristal rafinasi telah menggunakan barcode elektronik dan QR code.
swipe

Uji coba perdagangan gula kristal rafinasi (GKR) di pasar lelang komoditas sedang berlangsung. Masa uji coba yang dimulai sejak 15 Januari 2018 ini diharapkan dapat menjaring industri kecil dan menengah serta koperasi untuk menjadi peserta lelang. 

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Bachrul Chairi mengatakan masa uji coba GKR dilakukan melalui pasar lelang komoditas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi semua pihak khususnya industri kecil agar dapat menjadi peserta lelang GKR. Para peserta tersebut juga diharapkan dapat mendaftar pada kontrak-kontrak pembelian GKR oleh industri makanan dan minuman di pasar lelang. 

Selama masa uji coba, perdagangan GKR melalui pasar lelang bersifat sukarela (voluntary). Penjual dan pembeli diberi pilihan untuk menjual dan membeli GKR melalui pasar lelang komoditas GKR atau tidak. Pelaku industri juga dibebaskan dari biaya-biaya transaksi.

Bappebti bersama PT Pasar Komoditas Jakarta atau PKJ sebagai penyelenggara lelang akan terus melakukan sosialisasi pasar lelang GKR. Uji coba pelaksanaan perdagangan GKR melalui pasar lelang komoditas akan dievaluasi sampai hasilnya maksimal dan pasar lelang dapat dinyatakan wajib bagi pelaku industri dan konsumen GKR.

Kementerian Perdagangan berharap dapat memberantas perembesan GKR dan meningkatkan daya saing industri GKR. Perdagangan GKR melalui mekanisme pasar lelang komoditas juga untuk memastikan ketertelusuran distribusi GKR. Sekaligus memberikan akses yang sama kepada pelaku usaha dan menciptakan pembentukan harga yang transparan. 

Kali ini pasar lelang telah menggunakan barcode elektronik dan QR code, sehingga distribusi GKR dapat dipantau dan ditelusuri. Kode dalam barcode mengandung informasi dan riwayat perdagangan GKR yang lengkap dan akurat, mulai dari proses importasi bahan baku, produksi, penjualan,pembelian, serta distribusi gula.

Sejak diluncurkan pada September 2017, transaksi perdagangan GKR melalui pasar lelang komoditas telah membukukan nilai transaksi sebesar Rp 29,37 miliar. Berdasarkan data PT PKJ, hingga 15 Januari 2018 telah didaftarkan kontrak perjanjian (existing contract) dengan total volume GKR mencapai 1,8 juta ton.

“Selama periode 4 September 2017-22 Januari 2018, total nilai transaksi GKR melalui pasar lelang komoditas berdasarkan existing contract dan kontrak reguler adalah Rp 29,37 miliar, dengan harga rata-rata Rp 8.996 per kilogram (kg) termasuk pajak. Dalam periode tersebut, volume yang telah ditransaksikan sebesar 3.265 ton,” kata Bachrul pada Selasa (23/1).

Pada September 2017, harga transaksi rata-rata sebesar Rp9.525 per kg. Harga ini terus turun pada bulan Oktober dan November 2017, masing-masing sebesar Rp 9.163 per kg dan Rp 9.108 per kg. Sedangkan pada bulan Desember 2017, rata-rata harga Rp 8.968 per kg. Hingga 22 Januari 2018, harga rata-rata mencapai Rp 8.911 per kg.

"Meningkatnya volume dan frekuensi transaksi menyebabkan kecenderungan turunnya harga GKR yang pada akhirnya menguntungkan pengguna GKR,” ujar Bachrul. 

Per 22 Januari 2018 telah terdaftar sebanyak 1.784 peserta jual dan peserta beli. Rinciannya sebanyak 1.773 peserta lelang beli yaitu industri besar sebanyak 388 peserta, koperasi 54 peserta, anggota UMKM 1.227 peserta,104 peserta UKM/UMKM, serta peserta lelang jual sebanyak 11 peserta. 

img
Mona Tobing
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan