close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Shutterstock.
icon caption
Ilustrasi. Foto Shutterstock.
Bisnis
Kamis, 28 Mei 2020 19:15

Hadapi Covid-19, BNI Syariah optimistis NPF di bawah 4%

Untuk menghadapi pandemi Covid-19, BNI Syariah menyiapkan sejumlah strategi. Apa saja?
swipe

PT Bank BNI Syariah optimistis bisa menghadapi hantaman pandemi Covid-19 yang mengancam kinerja perusahaan sepanjang tahun ini. 

Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto mengatakan likuiditas perusahaan masih kuat. Namun, dia mengaku pandemi akan berpengaruh terhadap risiko pembiayaan. 

Diperkirakan, rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) akan merangkak naik. Meski demikian, masih akan di bawah 4% hingga akhir tahun ini. Di kuartal I-2020, NPF perseroan tercatat naik menjadi 3,8% dari 2,9% pada kuartal I-2019.

"Kalau kami lihat secara risiko likuiditas, tak ada masalah. Demikian juga dengan risiko pasar. Tapi mungkin kami akan kena di risiko pembiayaan," kata Wahyu dalam konferensi pers virtual BNI Syariah kuartal I-2020, Kamis (28/5).

Pada kuartal I-2020, pandemi tak menggoyang kinerja bisnis. Imbas pandemi Covid-19 baru terasa di April dan Mei lantaran adanya penurunan pendapatan. Akibatnya, laba yang dikantongi juga tak sesuai target yang telah dipatok sebelumnya.

"Kami masih bisa menghasilkan laba, tapi tak bisa mencapai target yang dicanangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Tapi masih menghasilkan keuntungan yang cukup lah bagi perusahaan," tutur Wahyu.

Siapkan amunisi 

Untuk menghadapi pandemi Covid-19, perusahaan menyiapkan sejumlah strategi jitu. Yakni, sinergi dengan induk perusahaan, PT Bank Negara Indonesia Tbk.(BBNI) mengembangkan layanan digital dan optimalisasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Provinsi Aceh. Dengan Qanun, perusahaan secara bertahap mengalihkan status kantor-kantor cabang konvensional yang berada di bawah koordinasi BBNI menjadi kantor cabang berbasis syariah di bawah pengelolaan BNI Syariah.

Untuk pengembangan layanan digital, BNI Syariah mencatat kenaikan pembukaan rekening melalui Hasanah Online sebanyak 14,01% atau 24.839 nasabah dari posisi pada akhir tahun lalu.

BNI Syariah juga meluncurkan uang elektronik pertama di perbankan syariah, yaitu Hasanahku.

Selain itu, BNI Syariah juga akan mulai merambah bisnis internasional setelah menjadi BUKU 3. Bisnis internasional yang akan dijalankan tersebut seperti remitansi trade finance. Dari dua bisnis ini, perusahaan membidik pertumbuhan portofolio bank hingga Rp100 miliar dari sisi pendapatan non bunga atau fee based income (FBI). Rinciannya, kata Wahyu, remitansi akan dikantongi dari exchange rate senilai Rp20 miliar hingga Rp30 miliar, sedangkan potensi trade finance terkait bisnis impor dan ekspor sekitar Rp70 miliar. 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan