close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Bitcoin. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi Bitcoin. Foto Pixabay.
Bisnis - Kripto
Jumat, 23 Agustus 2024 17:22

Halving Bitcoin: Mengulang sejarah dengan reli atau justru anjlok?

Bitcoin memulai tahun 2024 dengan cemerlang, melonjak lebih dari 40%, namun bagaimana di kuartal terakhir?
swipe

Bitcoin memulai tahun 2024 dengan cemerlang, melonjak lebih dari 40% di tengah peluncuran exchange traded fund (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat (AS) dan peristiwa halving yang mengurangi pasokan Bitcoin baru ke pasar. Meskipun moncer di awal, namun perjalanan Bitcoin (BTC) selama kuartal terakhir tahun ini menjadi fokus perhatian para investor dan trader.

Sekadar informasi, halving adalah peristiwa ketika imbal hasil untuk menambang transaksi Bitcoin dipotong setengahnya atau 50%. Artinya, halving adalah saat imbalan bagi penambang Bitcoin dipotong setengahnya.

Hal ini mengurangi kecepatan masuknya Bitcoin baru ke pasar. Tujuannya untuk menjaga nilai dan mengontrol jumlah Bitcoin yang beredar.

Berdasarkan data histori, halving pertama kali terjadi pada 28 November 2012 dan naik hingga 9.800-an% pada level tertinggi sepanjang masa pada tahun 2013.

Sedangkan pada halving kedua yang terjadi pada 9 Juli 2016, BTC naik hingga 3.000% pada all-time-high di tahun 2017. Terakhir, Bitcoin halving ketiga yang terjadi pada 11 Mei 2020, BTC naik hingga 700an% pada all-time-high di 2021.

Berbeda dari siklus sebelumnya, harga Bitcoin pada 2024 mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebelum halving, fenomena yang memunculkan spekulasi tentang potensi terjadinya "super megacycle" dalam tahun halving ini. Namun, lebih dari 123 hari sejak halving terjadi, harga Bitcoin belum berhasil melampaui titik tertinggi sebelumnya, bahkan turun 13% dalam sebulan terakhir.

Hal ini memicu perdebatan di kalangan pelaku pasar tentang kemungkinan reli di kuartal IV-2024.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, melihat meskipun siklus pasar saat ini mungkin memerlukan waktu lebih panjang dibandingkan siklus sebelumnya, potensi bagi Bitcoin untuk mencapai rekor tertinggi baru tetap sangat terbuka. Meski ada tantangan dalam melampaui level resistensi kunci, dia optimistis, momentum positif yang sedang terbentuk akan mendorong Bitcoin menuju pencapaian nilai tertinggi dalam waktu dekat.

Fyqieh menyebut investor harus tetap waspada dan siap mengambil peluang, karena dinamika pasar dapat berubah dengan cepat dan membawa Bitcoin ke level baru yang lebih tinggi. Dia meramal nilai Bitcoin akan meningkat di kuartal IV-2024. Data dari CoinGlass mengungkapkan Bitcoin selalu mencatat imbal hasil positif pada kuartal IV selama tahun-tahun halving, dengan keuntungan yang signifikan pada tahun 2016 dan 2020.

"Selain itu, Bitcoin juga mencatatkan imbal hasil positif dalam delapan dari 11 tahun antara 2013 dan 2023, dengan rata-rata keuntungan sebesar 88%. Jika sejarah menjadi panduan, ada kemungkinan 73% bahwa Bitcoin akan menguat pada kuartal keempat 2024," tuturnya.

Kenaikan dan hambatan

Lebih lanjut Fyqieh menganalisis siklus halving sebelumnya dan menemukan reli bull biasanya dimulai pada kuartal IV. Menurutnya, harga Bitcoin saat ini berada dalam fase akumulasi, yang menunjukkan potensi kenaikan setelah memasuki kuartal terakhir 2024.

Namun, resistensi kuat masih menjadi tantangan besar. Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan harga Bitcoin tetap berada di bawah rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 200 hari selama tujuh hari terakhir. Hambatan ini, menurut Model In/Out of the Money Around Price (IOMAP), menunjukkan likuiditas sisi permintaan yang tinggi diperlukan untuk mendorong harga Bitcoin melewati EMA 200 hari di US$63.423 dan keluar dari konsolidasi saat ini.

Menurut Fyqieh, tekanan resistensi dari EMA 200 hari mencerminkan kondisi pasar yang berhati-hati, di mana investor menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum mendorong harga lebih tinggi. Fyqieh mencatat potensi reli di kuartal IV sangat mungkin terjadi, tetapi akan sangat bergantung pada bagaimana pasar bereaksi terhadap berbagai faktor makroekonomi, termasuk kebijakan moneter global dan sentimen investor terhadap aset digital.

"Risalah rapat Fed AS (bank sentral AS) dari pertemuan bulan Juli telah memperkuat spekulasi atas potensi penurunan suku bunga pada September. Langkah ini telah memicu spekulasi atas reli di sektor keuangan yang lebih luas, apalagi pasar kripto," ujarnya.

Dia menyebut sektor kripto siap memperoleh keuntungan yang signifikan. Suku bunga yang lebih rendah secara umum meningkatkan kepercayaan pasar dan mendorong partisipasi investor yang lebih besar.

Di sisi lain, Fyqieh memperingatkan jika Bitcoin gagal menembus resistensi kunci ini, potensi penurunan ke level US$57.500 atau bahkan US$54.500 menjadi semakin nyata.

"Pasar saat ini sedang mencari arah yang jelas, dan jika kita melihat ketidakmampuan Bitcoin untuk menembus level resistensi penting, maka kita mungkin akan melihat tekanan jual yang lebih besar," analisanya.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan