Harbolnas: Berburu diskon dan untung besar e-commerce
Setiap 12 Desember, perusahaan-perusahaan e-commerce (perdagangan daring) di Indonesia menggelar Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Kegiatan ini diadakan pertama kali pada 2012, atas inisiatif Lazada Indonesia, Zalora, Blanja, PinkEmma, Berrybenka, dan Bukalapak.
Harbolnas sendiri identik dengan potongan harga beberapa produk yang dijual di situs-situs mereka. Saya pun penasaran menjajal sejumlah situs e-commerce.
Saya mulai membuka beberapa situs e-commerce sejak Rabu (12/12) pagi. Saya cukup terkejut, melihat sudah banyak barang habis terjual. Hitung mundur waktu yang tersisa untuk berbelanja terpampang di semua situs e-commerce yang saya buka.
Program diskon
Produk yang ditawarkan, dengan harga diskon, sangat beragam. Mulai dari kebutuhan rumah tangga, kosmetik, hingga barang elektronik.
Program potongan harga di situs-situs e-commerce yang saya buka pun memakai nama beragam. Misalnya, Shoope yang menawarkan promo Flash Sale delapan kali dalam sehari. Harga barang yang ditawarkan mulai dari Rp99.000.
Flash Sale dibagi menjadi delapan waktu, yakni pukul 00.00 WIB, 03.00 WIB, 06.00 WIB, 09.00 WIB, 12.00 WIB, 15.00 WIB, 18.00 WIB, dan 21.00 WIB. Paling fantastis dari program ini, ada obral emas Antam, yang didiskon hingga 90%. Tak heran, dalam satu menit, sebanyak 100 keping emas 1 gram dengan harga Rp99.000 langsung ludes.
Situs e-commerce lainnya, yakni Bibli, menggelar program diskon dengan nama Histeria selama Harbolnas. Akan tetapi, diskon yang ditawarkan anak usaha GDP Ventura itu hanya sebesar 11% hingga 15%.
Sementara itu, JD.ID membuka program JDOR! 1212. Di dalam program ini, mereka menawarkan belanja cepat selama 24 jam tanpa berhenti, dengan penawaran aneka merek barang. Ada pula Serba 12, pilihan diskon dengan serba Rp12.000, Rp120.000, dan Rp1.200.000. Selain itu, JD.ID membuka program Surprise 12.12, promo kejutan yang terdiri dari JD Half, di mana konsumen hanya membayar setengah harga.
Situs-situs e-commerce, yang memiliki gerai retail offline pun membuka program khusus Harbolnas, seperti Mizan Store dan Gramedia.com. Mizan menawarkan obral buku besar-besaran, dengan diskon 30% hingga 70%.
Tampaknya, Shopee dan Blibli paling agresif selama Harbolnas 2018. Kedua perusahaan e-commerce ini gencar melakukan promosi secara offline.
Shopee misalnya, menggelar konser pada 11 November 2018 lalu, menghadirkan kelompok vokal asal Korea Selatan Blackpink, yang menuai sensasi. Tidak hanya itu, Shopee juga membuat acara konser di stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu. Tak ketinggalan, Blibli melakukan hal yang sama. Sejumlah artis diundang ke konser di sebuah stasiun televisi.
Tren belanja daring meningkat
Kepala Humas JD.ID Teddy Arifianto mengatakan, perusahaannya menargetkan jumlah transaksi dan penjualan di Harbolnas tahun ini bisa meningkat, dibandingkan tahun sebelumnya.
“Hanya kami tidak bisa menyebutkan angka spesifiknya. Saat ini masih berjalan (Harbolnas) 12.12, jadi nanti setelah kami rekap, akan kami umumkan hasilnya,” kata Teddy, saat dihubungi, Kamis (13/12).
Teddy menjelaskan, dalam promo 11.11, pada 11 November 2018 lalu, jumlah pesanan tumbuh 845%, dan pertumbuhan traffic situsnya mencapai 352%. Dengan demikian, pihaknya berharap pada Harbolnas tahun ini, pertumbuhan itu sama, bahkan bisa lebih.
“Kami optimis, karena melihat saat ini animo dan kepercayaan orang berbelanja online semakin meningkat,” kata dia.
Lebih lanjut, Teddy mengatakan, perusahaan tempatnya bekerja enam gudang di seluruh Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Pontianak, dan Semarang. Menurutnya, antusias belanja daring di kota-kota tadi pun menunjukkan tren yang baik.
Bahkan, menurut Teddy, tren belanja daring bukan hanya meningkat di kota-kota besar, tapi menyebar ke kota-kota kecil.
Seperti dikutip dari Tempo, 5 Desember 2018, Ketua Panitia Harbolnas 2018 Indra Yonathan mengatakan, target yang dipatok di Harbolnas tahun ini sebesar Rp7 triliun. Target tersebut meningkat bila dibandingkan pada 2017, yang mencapai Rp4 triliun.
Tahun ini, ada 300 pelaku industri yang terlibat dalam gelaran Harbolnas. Angka ini naik dibandingkan pada 2017, yang diikuti 240 pelaku industri.
Bukan tipu-tipu
Sebenarnya, Harbolnas dari tahun ke tahun sama saja. Hal yang membedakan hanya pada tingkat kesadaran dan kepercayaan masyarakat.
Selain itu, seiring dengan penambahan jenis produk, maka kreativitas promosi, peningkatan pelayanan, dan persiapan yang dilakukan para pelaku e-commerce membuat perayaan Harbolnas tetap memiliki magnet tersendiri untuk ditunggu.
Seperti tahun sebelumnya, JD.ID menggelar diskon selama tiga hari. Tahun ini, mereka menggelarnya pada 10 hingga 12 Desember 2018, karena seluruh materi dan promo tematik akan mencapai puncaknya selama tiga hari tersebut.
Bedanya, tahun ini mereka melanjutkannya dengan program HarJOYnas, yakni Harbolnas versi offline, yang digelar pada 12 Desember hingga 16 Desember 2018 di Senayan City, Jakarta.
Berbagai program promo yang ditawarkan di situs JD.ID, menurut pantauan saya, memang sangat menarik. Produk kecantikan, novel, dan kabel USB berhasil saya beli dengan harga miring.
Sebelum melakukan transaksi daring, saya menyempatkan diri membandingkannya dengan harga asli. Ternyata, mereka tidak melakukan strategi marketing umum, yang menaikkan harga terlebih dahulu untuk kemudian didiskon. Hal ini tentu saja dikhawatirkan sebagian konsumen.
Menanggapi hal tersebut, Teddy mengungkapkan, para pemain e-commerce saat ini sadar bila konsumen semakin cerdas dan cermat dalam melihat diskon. Konsumen pun sudah jeli memilah kebutuhan mana yang akan mereka pilih dalam gelaran Harbolnas.
Teddy pun berharap, program-program diskon yang diadakan pihaknya akan memberikan banyak manfaat untuk para pembeli.
“Bukan sekadar tergiur dari besaran diskon, tapi lebih pada para pelanggan dan pembeli mengerti benar program-program promo beserta ketentuannya, sehingga tidak berakhir kecewa,” kata dia.
Di sisi lain, berdasarkan hasil riset yang dilakukan tim riset Alinea.id, Harbolnas 2018 ditanggapi positif warganet. Kemarin (12/12), sebanyak 57,2% dari 1.013 pengguna Twitter menanggapi positif, 15,1% dari 268 pengguna Twitter menanggapi negatif, dan 27,7% dari 491 pengguna Twitter bersikap netral.
Selain itu, ada 261 berita dengan persentase 50,39% menanggapi positif, 41 berita dengan persentase 7,92% menanggapi negatif, sedangkan 216 berita dengan persentase 41,7% bersikap netral.