close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi tambang batu bara.
icon caption
Ilustrasi tambang batu bara.
Bisnis
Rabu, 06 April 2022 09:47

Harga acuan batu bara melejit, pengusaha maksimalkan produksi

Setelah pada Januari lalu terkendala adanya pelarangan ekspor selama satu bulan.
swipe

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis Harga Batubara Acuan (HBA) April 2022 mengalami kenaikan signifikan 41,5% menjadi US$288,40 per ton dibandingkan Maret 2022 sebesar US$203,69 per ton.

Menanggapi kenaikan HBA yang signifikan pengusaha batu bara pun angkat bicara. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan kenaikan HBA ini berdampak sangat positif.

"Tentu dampak kenaikan yang tidak normal ini sangat positif," ungkapnya kepada Alinea.id, Rabu (06/4).

Menurutnya, perusahaan akan memaksimalkan produksi batu baranya. Setelah pada Januari lalu terkendala adanya pelarangan ekspor selama satu bulan.

"Sejauh ini perusahaan terus mengoptimalkan produksi karena di Januari sempat terhambat akibat larangan ekspor," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sampai saat ini belum ada rencana melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB). Hal ini dikarenakan aturan revisi RKAB baru bisa diajukan pada kuartal II.

"Sejauh ini belum tahu apakah perusahaan akan mengajukan revisi RKAB," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, keputusan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO), melakukan embargo terhadap pasokan energi dari Rusia berdampak pada kenaikan HBA.

"Sanksi embargo energi merupakan buntut dari masih memanasnya konflik Rusia-Ukraina. Harga komoditas batu bara global pun ikut terpengaruh sehingga HBA di bulan ini melonjak signifikan hingga 41,5% dari Maret 2022 sebesar US$ 203,69 per ton," ungkapnya dalam keterangan resminya, Selasa (5/4).

Agung menjelaskan, pulihnya aktivitas perekonomian pasca pandemi di sejumlah negara juga turut mendongkrak tingginya permintaan batu bara global.

"Konsumsi listrik China yang tinggi patut diperhitungkan sebagai faktor utama ketetapan HBA," ucapnya.

Dia menjelaskan di dalam empat bulan terakhir, grafik HBA terus menanjak. Dimulai dari Januari 2022 sebesar US$158,50 per ton, naik ke US$188,38 per ton di Februari.

Selanjutnya pada Maret menyentuh angka US$203,69 per ton, dan terakhir di April berada di level US$288,40 per ton.

"HBA April akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel)," jelasnya.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan