close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penurunan harga ayam hidup hingga Rp8.000 per kilogram membuat para peternak menggelar aksi protes kepada pemerintah. / Antara Foto
icon caption
Penurunan harga ayam hidup hingga Rp8.000 per kilogram membuat para peternak menggelar aksi protes kepada pemerintah. / Antara Foto
Bisnis
Kamis, 05 September 2019 04:08

Harga ayam anjlok, peternak protes

Penurunan harga ayam hidup hingga Rp8.000 per kilogram membuat para peternak menggelar aksi protes kepada pemerintah.
swipe

Penurunan harga ayam hidup hingga Rp8.000 per kilogram membuat para peternak menggelar aksi protes kepada pemerintah.

Kelompok Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) akan menggelar aksi unjuk rasa atas anjloknya harga ayam hidup pada tingkat peternak. Pada Juni dan Agustus lalu, harga ayam telah menyentuh Rp8.000 per Kg.

Aksi tersebut rencananya bakal digelar pada Kamis (5/9) hari ini pukul 09.00 pagi di depan Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan di Depan Gedung DPR RI Jakarta.

Koordinator PPRN Sugeng Wahyudi mengatakan pihaknya akan melakukan aksi damai menyampaikan tuntutan kepada pemerintah untuk menaikkan harga ayam hidup (live bird) dan memberikan perlindungan usaha kepada peternak rakyat mandiri.

"Tercatat selama kurun waktu sembilan bulan di 2019, usaha perunggasan mengalami dua kali gelombang tsunami anjloknya harga LB di tingkat peternak," kata Sugeng dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Rabu (4/9).

Dia menjelaskan, anjloknya harga ayam juga akibat adanya kelebihan pasokan produksi. Sehingga, harga ayam hidup jauh melorot di bawah harga pokok produksi (HPP) peternak.

Menurutnya, upaya masyarakat telah dilakukan untuk mendorong pemerintah dalam mengantisipasi stabilitas harga ayam hidup. Namun, seperti tidak solusi konkret pemerintah dalam menyelesaikan persoalan ini.

"Sudah puluhan rapat koordinasi dan evaluasi yang melibatkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perekonomian sampai Bareskrim Polri semua upaya mentok, peternak broiler kembali menelan pil pahit merasakan buruknya penataan perunggasan nasional," tegasnya.

Menurut Sugeng, kondisi tersebut kian diperparah dengan harga sarana produksi ternak (Sapronak) yang justru terus stabil level tertinggi.

"Tercatat sejak awal 2019 sampai saat ini harga pakan terus bertengger pada harga Rp6.800-Rp7.400 per Kg," ujarnya.

Padahal, sambungnya, pemerintah selalu gembar-gembor produksi jagung sebagai bahan utama pakan ternak pada posisi surplus bahkan sampai dilakukan ekspor.

Berikut tuntutan PPRN:

1. Jangka pendek naikan harga ayam hidup (LB) minimal di HPP peternak rakyat mandiri.

2. Perlu diterbitkan Perpres untuk penataan iklim usaha perunggasan nasional yang berkeadilan dan melindungi peternak rakyat mandiri.

3. Perlindungan dan segmentasi pasar ayam segar hanya untuk peternak rakyat mandiri.

4. Pembenahan dan penataan hilirisasi usaha perunggasan melalui upaya kewajiban memiliki Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) bagi perusahaan integrasi, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri (Permentan) 32 Tahun 2017.

5. Membubarkan tim Komisi Ahli Unggas Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

img
Ardiansyah Fadli
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan