Harga ayam hidup di tingkat peternak kembali jatuh. Harga jual ayam menyentuh Rp10.500 per kilogram (kg). Pada harga ini, peternak pun merugi karena selisih modal yang harus ditanggung mencapai Rp7.500 per kg.
Sugeng Wahyudi selaku Sekretaris Jendral (Sekjen) Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mengatakan, apa yang dialami peternak ayam telah terjadi sejak awal tahun. Harga ayam di tingkat peternak tidak stabil.
Akibatnya, peternak ayam mandiri mengalami kerugian. Sugeng mengklaim kerugian para peternak mencapai Rp2 triliun. Ia memastikan, jika tidak segera ada jalan keluar akan banyak peternak mandiri yang gulung tikar.
Sugeng menyebut kondisi yang dialami para peternak di daerah Jawa Tengah lebih mengenaskan. Karena harga jual ayam hidup tidak lebih dari Rp10.000/kg. Di sana harganya berkisar antara Rp6.000 per kg sampai Rp7.000 per kg.
Berharap ada solusi dari pemerintah, Sugeng beserta sejumlah anggota Gopan melakukan aksi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/9). Para peternak minta pemerintah segera turun tangan atas persoalan yang dihadapi para peternak.
Pemerintah juga diminta melakukan intervensi atas rantai pasokan daging ayam saat ini. Pengaturan soal pasokan dan kebutuhan harus segera dilakukan guna menjaga harga ayam tetap stabil.
Apabila merujuk pada Peraturan Menteri (Permen) Kementerian Perdagangan, kata Sugeng, semestinya harga ayam di tingkat peternak sebesar Rp20.000 per kg. "Saat ini lebih baik mengoptimalkan penampung rumah potong ayam. Diaktifkan kembali setelah dipotong kemudian masukkan ke dalam cold storage," kata Sugeng.
Sebelumnya, para perwakilan peternak yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan dan Sulawesi melakukan aksi damai di depan Menko Perekonomian yang dimulai pada pukul 10.00. Dalam tuntutannya, para peternak meminta pemerintah segera melakukan kebijakan kongret dalam upaya menstabilitaskan harga ayam.
Setelah menyampaikan aspirasi di Menko Perekonomian, massa aksi juga akan menyampaikan tuntutannya ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada siang ini.