close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
icon caption
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
Bisnis
Jumat, 01 Juli 2022 21:15

Harga batu bara acuan Juli turun jadi US$319 per ton

Faktor lain penurunan harga batu bara acuan Juli adalah meningkatnya produksi batu bara domestik India mengatasi persoalan krisis listrik.
swipe

Harga batu bara acuan pada Juli 2022 terkoreksi ke angka US$319,00 per ton atau turun USS4,91 per ton dari Juni US$323,91 per ton. Murahnya harga batu bara asal Rusia membuat permintaan impor "emas hitam" ke China dan India mengalami peningkatan signifikan.

"Ada diskon khusus batu bara yang berasal dari Rusia. Diskon ini membuat China dan India meningkatkan kapasitas impor mereka," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Jumat (1/7).

Ketertarikan China dan India melakukan impor batu bara dari Rusia dikarenakan harga batu bara global yang mulai merangkak naik akibat kelangkaan pasokan dan harga gas alam cair yang kian mahal.

Di samping itu, faktor lain penurunan harga batu bara acuan Juli adalah meningkatnya produksi batu bara domestik India untuk mengatasi persoalan krisis listrik di negara tersebut.

Penurunan harga batu bara acuan kali ini, merupakan yang pertama dalam enam bulan terakhir. Pada Januari 2022, harga batu bara acuan ditetapkan sebesar US$158,50/ton, naik ke USS188,38/ton di Februari. 

Selanjutnya pada Maret menyentuh angka US$203,69/ton, April sebesar US$288,40/ton, Mei berada di level US$275,64/ton, dan terakhir pada Juni, yaitu US$323,91/ton per ton.

Harga batu bara acuan merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8%, total sulphur 0,8%, dan ash 15%.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan harga batu bara acuan, yaitu pasokan dan permintaan. Pada faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh, teknis tambang, kebijakan negara pemasok hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan