Harga emas dunia tersungkur hingga ke bawah level US$2.000 per troy ounce setelah reli selama dua minggu ini. Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot pada awal pekan ini, Senin (10/8) terpantau di level US$2.027. Angka tersebut turun 4,19% ke level US$1.942 pada perdagangan Rabu (12/8) pukul 15.00 WIB.
Meskipun harga emas mengalami penurunan, perusahaan produsen dan penyedia perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) mengaku tidak khawatir dengan penurunan harga emas ini.
"Kami malah senang dengan penurunan harga emas. Karena penjualan kami akan moncer dan dan semakin banyak orang yang beli emas," kata Direktur Utama Hartadinata Abadi Sandra Sunanto dalam konferensi pers Hartadinata Abadi, Rabu (12/8).
Sandra melanjutkan, volatilitas harga emas ini tidak berdampak secara langsung ke perseroan. Tetapi, dirinya berharap apabila harga emas naik kembali, kenaikannya tidak terlalu tinggi agar penjualan emiten berkode saham HRTA ini tetap oke.
"Buat kami produsen perhiasan dan logam mulia, mau harga emas tinggi atau turun, kami tetap harus dapat profit. Makanya kami cari cara bagaimana harga emas tidak berpengaruh negatif ke perusahaan," ujarnya.
Sandra mengamati penurunan harga emas spot yang cukup drastis dikarenakan kekecewaan pasar terkait perbincangan stimulus di senat Amerika Serikat (AS) yang belum selesai. Selain itu, Rusia yang mengumumkan telah menemukan vaksin Covid-19 juga membuat investor melepas emas mereka.
Adapun dengan penurunan harga emas ini, kata Sandra, pihaknya dipacu untuk menjual perhiasan yang marketable. Selama peningkatan harga emas beberapa waktu belakangan ini, terjadi penurunan penjualan perhiasan emas, meskipun penjualan logam mulia perseroan mengalami peningkatan.