Komisi VI DPR RI meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk menetapkan harga komoditas pangan kedelai. Hal itu ditujukan agar meringankan beban rakyat karena terjadi naiknya kedelai di pasar global.
"Kami akan panggil Kemendag untuk meminta penetapan patokan harga komoditas bahan baku pangan termasuk kedelai," ujar Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza, kepada Alinea, Rabu (6/1).
Politikus PKB itu juga meminta, Kemendag dapat turun ke pasar guna memantau komoditas kedelai untuk mengindari praktik penimbunan.
"Kami minta agar kemendag terjun ke pasar melakukan monitoring lapangan utk menghindari penimbunan," terangnya.
Di samping itu, komisi lingkungan hidup DPR RI ini akan memanggil pemangku kewenangan guna merumuskam perencanaan pemenuhan kebutuhan nasional berbasis industri.
"Kami akan panggil Kementerian Perindustrian untuk melakukan perencanaan pemenuhan kebutuhan nasional dengan skala industri," terang Faisol.
Sejak awal 2021, harga kedelai diketahui melambung tinggi. Alhasil, tempe dan tahu menghilang dari pasaran karena mogoknya para produsen untuk melakukan produksi beberapa hari belakangan ini.
The Food and Agriculture Organization (FAO) menilai, salah satu faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia adalah lonjakan permintaan kedelai dari China kepada Amerika Serikat selaku eksportir kedelai terbesar dunia. Pada Desember 2020 permintaan kedelai China naik dua kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton.
Berdasarkan data FAO, harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar US$ 461 per ton atau naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat US$ 435 per ton.