close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kenaikan harga minyak dunia pengaruhi harga BBM non subsidi/AntaraFoto
icon caption
Kenaikan harga minyak dunia pengaruhi harga BBM non subsidi/AntaraFoto
Bisnis
Rabu, 21 Maret 2018 08:34

Minyak dunia sempat sentuh harga tertinggi

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei mengalami kenaikkan US$1,37 atau 2,07% menjadi US$ 67,42 per barel di London ICE Futures
swipe

Harga minyak berada pada tingkat tertinggi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Kondisi itu disebabkan ketegangan di Timur Tengah. Serta kemungkinan penurunan lebih lanjut produksi minyak di Venezuela.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei mengalami kenaikkan US$1,37 atau 2,07% menjadi US$ 67,42 per barel di London ICE Futures Exchange. Brent sempat menyentuh tertinggi US$ 67,88 dolar AS selama sesi, merupakan level tertinggi sejak akhir Februari.

Sementara itu, berdasarkan patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik US$ 1,34 atau 2,2% menjadi US $ 63,40 per barel pada perdagangan di New York Mercantile Exchange. WTI diperdagangkan antara US$ 62,08 hingga US$ 63,81.

Brent dan WTI keduanya mencatat persentase kenaikan harian terbesar sejak 9 Maret.

Risiko geopolitik menjadi penyebab dari kondisi tersebut. Presiden AS Donald Trump,telah mengancam menarik Amerika Serikat dari kesepakatan antara Teheran dan enam kekuatan dunia. Hal itu dikhawatirkan meningkatkan prospek sanksi baru yang dapat merugikan industri minyak Iran.

"Ada kemungkinan Trump dan Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengambil sikap keras mengenai Iran, dan itu membawa kenaikan harga," kata analis energi senior di Price Futures Group Chicago, Phil Flynn seperti dilansir Antara.

Kekhawatiran penurunan produksi hingga setengahnya di Venezuela, menjadi di bawah dua juta barel per hari (bph) akibat krisis ekonomi negara itu, juga menjadi penyebab dari reaksi pasar minyak.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan, Venezuela "rentan terhadap percepatan penurunan" dan negara Amerika Latin itu dapat memicu penarikan kembali pada persediaan minyak dunia.

Untungnya, peningkatan produksi di Amerika Serikat, Kanada dan Brazil  membatasi kenaikan harga minyak. Produksi minyak mentah AS telah meningkat lebih dari seperlima sejak pertengahan 2016, menjadi 10,38 juta barel per hari.

Peningkatan produksi tersebut mengancam rencana pengurangan produksi yang dilakukan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), sebagai upaya mengurangi kelebihan pasokan global.

Apalagi produsen minyak mentah AS meningkatkan diskon terhadap minyak mentah Brent. Membuat penyuling asing lebih tertarik memproses minyak AS. Brent adalah patokan untuk beberapa minyak mentah Timur Tengah dan minyak mentah global lainnya.

Premi minyak mentah Brent terhadap WTI naik di atas empat dollar AS per barel pada Selasa (20/3).

Para pelaku pasar akan melihat data dari grup industri American Petroleum Institute untuk memberikan indikasi lebih lanjut tentang pasokan AS. Para analis memperkirakan data tersebut dirilis pada pukul 16.30 waktu setempat (20.30 GMT). Analis juga menilai persediaan minyak mentah AS akan kembali naik.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan