Harga minyak dunia yang sempat jatuh ke titik terendah pada April lalu sempat membuat publik meminta PT Pertamina (Persero) menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Bulan ini, harga minyak mentah dunia berfluktuasi. Pekan lalu harga minyak jatuh yang berlanjut pada perdagangan Senin (15/6). Berdasarkan data Bloomberg pukul 08.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 2,01% ke level US$37,95 per barel. Sementara, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2020 turun 2,70% ke level US$35,28 per barel.
Pertamina menegaskan belum akan menurunkan harga BBM. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan komponen formula pembentuk harga BBM di Indonesia telah diatur oleh pemerintah. Pertamina hanya mengikuti aturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
Menurut Nicke, harga BBM bisa murah bila biaya produksi BBM ditekan. Salah satu caranya adalah dengan menutup bisnis hulu migas dan kilang.
"Kami tutup saja semua kilang, bisnis hulu minyak dan gasnya ditutup. Tapi itu akan membuat kembali ke zaman dulu, bergantung dengan impor," kata Nicke dalam sesi diskusi daring, Senin (15/6).
Selain itu juga bisa dilakukan dengan mengimpor minyak mentah. Nicke melanjutkan, impor minyak mentah memang lebih murah, namun berisiko ketika terjadi kondisi pandemi yang menyebabkan adanya penguncian wilayah atau lockdown, seperti tahun ini. Akibatnya, harga minyak berfluktuasi bahkan terancam mengalami kenaikan.
“Sebenarnya lebih murah jika beli. Ketika harga minyak mentah di luar lebih murah, maka lebih untung kami impor semuanya, tutup kegiatan usaha di hulu. Tapi kan tidak, kami harus melihat ke depan, jangka panjang, harus ada kemandirian energi," ujarnya.
Nicke juga menepis anggapan ketika harga minyak naik, Pertamina akan dengan cepat menaikkan harga BBM. Menurut Nicke, Pertamina akan menunggu dan melihat langkah negara lain selama tiga bulan sebelum memutuskan menaikkan ataupun menurunkan harga BBM.
"Siapa bilang ketika harga minyak naik, Pertamina langsung menaikkan harga? Kami akan menunggu tiga bulan. Kami juga melihat negara lain," tuturnya.