close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang pengunjung memilih minyak goreng yang dijual di supermarket di Kota Pontianak, Kalbar, pada Kamis (23/12/2021). Foto Antara/Jessica Helena Wuysang
icon caption
Seorang pengunjung memilih minyak goreng yang dijual di supermarket di Kota Pontianak, Kalbar, pada Kamis (23/12/2021). Foto Antara/Jessica Helena Wuysang
Bisnis
Kamis, 17 Maret 2022 13:29

Harga minyak goreng di Alfamart ikuti mekanisme pasar

Keputusan tersebut mengikuti kebijakan pemerintah.
swipe

Pemerintah melepas harga minyak goreng kemasan sesuai mekanisme pasar. Artinya, harga minyak goreng akan naik sesuai dengan nilai keekonomiannya.

Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Solihin, mengatakan, Alfamart akan menjual minyak yang akan dijual dengan harga di atas Rp23.000 per liternya. Alasannya, harga modalnya nyaris Rp23.000 per liter.

"Bisa lebih dari [Rp23.000] itu. Harga modalnya sudah mendekati itu. Jadi, tentunya harga jualnya kita hitung plus margin," ungkapnya kepada Alinea.id, Kamis (17/3).
 
Akan tetapi, menurutnya, margin dari penjualan minyak goreng tidak akan besar. Berbeda dengan snack dan soft drink yang lebih besar.

"Kalau saya yakin minyak marginnya kecil. Minyak, gula [marginnya] kecil," jelasnya.

Lebih jauh, Solihin menyatakan, Alfamart melakukan pembatasan saat harga minyak goreng kemasan dipatok harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter. Namun, kini tidak lagi menyusul harganya diserahkan pada mekanisme pasar.

"Harusnya enggak dibatasi, stok datang cukup, kita enggak batasi. Seharusnya dalam waktu dekat, menjelang Ramadan, menurut perkiraan saya, stok cukup," tuturnya.

Solihin berpandangan, kebijakan yang diambil pemerintah dengan mengembalikan ke mekanisme pasar adalah tepat. Dalihnya, minyak goreng terbagi atas tiga kategori, curah, kemasan sederhana, dan kemasan premium.

Saat ditetapkan HET premium sebesar Rp14.000 per liter, membuat masyarakat dari semua golongan sosial ekonomi ingin membelinya. Sehingga, berapa pun stok yang ada akan habis.

Sementara itu, service level atau pemenuhan belum sesuai yang diharapkan. Pada saat awal diberlakukan, 19 Januari 2022, service level-nya masih sekitar 6-11%, sedangkan sekarang mencapai 20-30% bahkan ada yang 70%.

"Saya enggak setuju minyak disebut langka karena saat minyak ditetapkan Rp14.000, minyak enggak langka karena di tempat lain ada yang jual Rp21.000. Bukan langka, ini minyak kosong di ritel yang jual Rp14.000 per liter," paparnya.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan