Harga minyak mentah dunia menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (12/1) ke US$81,38. Hingga pukul 12.14 WIB, minyak mentah berjangka WTI naik 0,06% di US$81,28 per barel, sementara Brent menanjak 0,11% di US$83,72 per barel.
Capaian itu memperpanjang reli sebelumnya, menyusul prakiraan industri yang menunjukkan ada penurunan stok di Amerika Serikat. Pasar juga diindikasikan masih merangkul aset berisiko, sebagai bentuk adaptasi atas persiapan kenaikan suku bunga dan penyebaran Omicron secara global.
Dilansir dari Reuters, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Howie Lee menjelaskan, kondisi saat ini dapat dilihat dari American Petroleum Institute yang telah melaporkan bahwa cadangan minyak mentah AS turun sekitar 1 juta barel pekan lalu.
Laporan itu juga menunjukkan adanya penurunan minyak mentah di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, AS.
“Ada banyak faktor baik dari pasokan hingga Omicron. Pasar masih akan tetap ketat untuk sementara waktu," kata Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp, Howie Lee, di Singapura.
Sementara itu, data dari aplikasi Investing menyebutkan, pasokan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute menunjukkan penurunan sebanyak 1,077 juta barel untuk pekan terakhir 7 Januari. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memperkirakan peningkatan sebanyak 1,950 juta barel, sementara peningkatan 6,432 juta barel dilaporkan pekan lalu.
Meskipun menunjukkan stok bensin naik 10,9 juta barel terhadap ekspektasi untuk peningkatan 2,4 juta barel. Persediaan sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas, naik 3 juta barel dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1,8 juta barel. Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi (EIA) AS yang akan dirilis hari ini.
Hal ini memberi dorongan pada cairan hitam, prospek permintaan minyak EIA yang ditingkatkan, dirilis pada Selasa (11/1), melihat total permintaan AS naik 840.000 barel per hari (bph) pada 2022 dari tahun sebelumnya, naik dari perkiraan sebelumnya untuk peningkatan 700.000 bph. EIA juga memangkas prospek produksinya untuk 2022 dan memperkirakan produksi minyak AS naik 640.000 barel per hari dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya untuk peningkatan 670.000 barel per hari.