close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pedagang menata telur ayam di salah satu agen telur, di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Jumat (13/7). Pedagang menyebutkan, sejak awal pekan ini harga telur ayam di tingkat konsumen naik dari Rp34.000 menjadi Rp46.000 per papan/30 butir dan jenis telur su
icon caption
Pedagang menata telur ayam di salah satu agen telur, di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Jumat (13/7). Pedagang menyebutkan, sejak awal pekan ini harga telur ayam di tingkat konsumen naik dari Rp34.000 menjadi Rp46.000 per papan/30 butir dan jenis telur su
Bisnis
Selasa, 17 Juli 2018 02:29

Harga telur melonjak, pemerintah bakal intervensi

Pemerintah akan melakukan intervensi pasar jika harga telur tidak kunjung turun.
swipe

Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan sejumlah pemangku kepentingan untuk mengendalikan harga telur. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan akan melakukan intervensi pasar jika dalam satu minggu ke depan ditemukan harga jual telur yang tidak wajar.

“Kita sepakat memberi batas waktu tidak lebih dari seminggu. Kami menyiapkan langkah untuk intervensi pasar kalau dalam seminggu harga telur tidak turun juga. Sementara untuk jangka panjang, pemerintah sedang melakukan audit di lapangan,” kata Enggartiasto dalam jumpa pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (16/7).

Enggartiasto mengatakan pemerintah juga akan memotong rantai pasokan dagang di beberapa kota. Saat ini, biasanya terdapat 6 distributor dalam satu rantai dagang. Meskipun, di beberapa kota di Indonesia lapisan itu sudah berkurang menjadi 2-5 distributor saja.

Ke depan, Kemendag meminta produsen untuk membatasi margin yang didapat oleh produsen dan distributor. Selain itu, kementerian juga akan mendata produsen sekaligus distributor telur yang terdapat dalam satu rantai distribusi. 

“Kita minta suplai data dari produsen, jadi bagi yang tidak mendaftar akan ada tindakan. Kami didukung satuan tugas (satgas) pangan dalam menangani ini,” kata dia.

Sementara, Enggartiasto mengatakan harga telur mulai merangkak naik pada H-7 Ramadan 2018. Menurut dia, kenaikan ini lumrah terjadi menjelang bulan puasa. Namun demikian, anomali terjadi karena setelah Idul Fitri harga telur tidak ikut turun. 

“Banyak faktor yang mempengaruhi, kita akan segera melihat penyebabnya dan mencari solusi atau kesepakatan bersama,” kata dia.

Dari hasil laporan para peternak, kata Enggartiasto, kenaikan harga disebabkan harga pakan ayam yang naik signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu menyebabkan biaya produksi meningkat sementara hasil telur masih berjumlah sama. Hal lainnya, kata Enggartiasto, cuaca ekstrem terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. 

“Dari sisi suplai juga sempat terhenti karena cuti bersama dan libur panjang,” katanya. 

Untuk mendorong produktivitas, kata Enggartiasto, ke depannya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian akan menghimbau peternak untuk mengurangi penggunaan obat-obatan kimia. 

Untuk diketahui, dari laman Informasi Pangan Jakarta (infopangan.jakarta.go.id), per 16 Juli rata-rata harga telur di Jakarta mencapai Rp 28.395 per kilogram (kg). Harga tertinggi ditemukan di Pulogadung sebesar Rp 31.000 per kg. sementara, harga terendah di Pasar Cempaka Putih Rp 23.000 per kg.
 

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan