Moda Raya Terpadu (Mass rapid transit/MRT) Ratangga akan segera beroperasi pada Maret 2019. Lantas, berapa harga tiketnya?
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, besaran tarif tiket MRT Jakarta atau yang kini bernama Ratangga rencananya akan diterbitkan pada Januari 2019 mendatang.
"Saat ini sedang diproses karena sudah harus duduk di Anggaran 2019, jadi Januari sudah fix harga tiketnya," ujarnya dalam Diskusi Publik mengenai kesiapan operasional MRT Jakarta Fase I di Kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Pemprov DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (12/12).
Dia menjamin akan mengumumkan besaran tarif pada awal 2019. Sebab, MRT Jakarta telah ditenggat beroperasi secara komersial pada Maret 2019.
"Kalau tidak (awal tahun) nanti kita tidak bisa cetak tiket, kita tidak bisa mengatur pergerakan cash-flow serta pendanaan untuk perencanaan operasi MRT," terangnya.
William mengaku, saat ini pihaknya tengah memperhitungkan dua opsi tarif yang hendak diusulkan.
"Kami berharap soal tarif ini bisa diputuskan pemerintah karena dari pihak MRT Jakarta sendiri sebenarnya sudah siap beroperasi tapi ada dua skenario yang sudah kami usulkan, pertama rata-rata tiket Rp8.500 per 10 kilometer, skenario kedua yaitu Rp10.000 per 10 km," paparnya.
Adapun, dasar perhitungan kedua skenario tersebut yakni berdasarkan perhitungan dari biaya masuk atau boarding fee sebesar Rp1.500 ditambah dengan unit price per kilometer yaitu senilai Rp700 per km untuk skenario pertama, dan senilai Rp850 per km untuk skenario kedua.
William menjelaskan skenario kedua tarif tersebut diambilnya berdasarkan survei kepada 10.000 responden melalui berbagai media, angka yang kemudian disetujui masyarakat. Namun, keputusan tarif MRT belum diputuskan oleh pemerintah.
"Kami menunggu keputusan pemerintah soal besaran tarif untuk penumpang MRT Jakarta itu," ungkapnya.
Selain soal kisaran tarif, MRT Jakarta juga telah merencanakan adanya integrasi tiket. Sebab, MRT merupakan bagian dari moda transportasi umum terintegrasi Jak Lingko.
Jak Lingko atau yang sebelumnya bernama OK Otrip adalah program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan. Program ini diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Prinsipnya begini, bukan persoalan kita punya kartu sendiri atau kartu orang lain, tapi persoalannya apakah kartu ini bisa digunakan untuk transportasi publik, misalnya kartu Transjakarta bisa dipakai MRT kan tidak ada masalah, demikian sebaliknya. Nanti akan kita urus ya," tukasnya.
Sejauh ini, progres pengerjaan kereta MRT Jakarta fase I rute Bundaran HI-Depo Lebak Bulus sudah mencapai 97,5%. Perseroan telah menargetkan proyek tersebut bisa segera beroperasi pada Maret 2019.
Sebelum benar-benar dioperasikan secara komersil, MRT Jakarta mengundang seluruh masyarakat untuk ikut serta menjajaki uji coba operasi yang di mulai sejak 24 Desember 2018 hingga akhir Februari 2019 mendatang.