close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Twitter/@sandiuno
icon caption
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Twitter/@sandiuno
Bisnis
Sabtu, 02 Oktober 2021 15:05

Hari Batik Nasional, Sandi: Ayo, kita beli batik minimal 5!

Batik sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.
swipe

Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk meningkatkan inovasi, adaptasi dan kolaborasi terutama dalam sektor fashion. Pasalnya, penurunan pada 17 sub sektor ekonomi kreatif mencapai 2,39%. Menurut PDB Ekraf Indonesia, angka proposionalnya berada di angka 17,7%.

“Memang kita mengalami perlambatan sebesar 2,8%, tapi kita harus respons dengan segera bangkit serta dapat menyesuaikan diri, karena pandemi Covid-19 tidak boleh menghalangi kita untuk terus aktif dalam melakukan berbagai inovasi,” ujar Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Uno dalam webinar dengan tema “Meningkatkan Mutu Batik Kekayaan Nusantara”, Sabtu (2/10).

Menteri Parekraf menyampaikan, batik sudah diakui UNESCO sebagai warisan masterpiece. Dari beberapa aspek, mulai dari ilmu batik yang turun menurun, keanekaragaman motif dari berbagai daerah di Indonesia, tidak mudah untuk seseorang membuat atau mencoba membatik.

“Batik sekarang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, digunakan pada kegiatan sehari hari baik di kegiatan formal maupun nonformal,” kata Sandiaga.

“20 tahun yang lalu batik ini hanya digunakan untuk acara-acara seremonial, tapi sekarang dalam keseharian para milenial sudah dengan bangganya menggunakan batik,” tambahnya.

Kini, 12 tahun sudah batik diakui sebagai Invetibale Culture Heritage pada tanggal 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Ada 5.849 motif batik Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua.

Sandiaga menyampaikan, perlu adanya kolaborasi karena industri batik didominasi oleh industri kecil menengah (IKM) yang tersebar di 101 sentra batik di Indonesia. Bahkan, ada 47.000 lebih unit usaha yang menyerap tenaga kerja lebih dari 200.000 orang.

“Inovasi dan adaptasi ini perlu dengan satu pendekatan persuasi. Saya awalnya memiliki tanggung jawab 30.000 anggota HIPMI yang pada saat itu setiap hari menggunakan jas, tapi ternyata pada saat itu saya mengambil momen di mana kita saat itu sedang ada krisis BBM di tahun 2006-2007, dan kita memanfaatkan momen tersebut agar para pengusaha muda di Indonesia berani dan bangga memakai batik dan membeli produk produk batik Indonesia,” katanya.

“Kita punya program bangga buatan Indonesia dan beli kreatif lokal. Ayo di hari batik ini, kita beli batik minimal 5 untuk para peserta. Are you ready?” tanya Sandi.

Turut hadir dalam webinar tersebut Direktur Kuliner Kriya Desain dan Fesyen Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu, owner UMKM Kuntuk Perak Bontang Sayid Abdul Kadir Assegaf, pemilik UMKM Allusan Yogyakarta Sri Lestari, owner Batik Jambi Zhorif Jambi Muhsin, owner UMKM Zulpah Madura Ali Martoni, owner UMKM Beras Basah Bontang Eko Wiji Rahayu dan Plt. Kepala Bidang Pengujian Sertifikasi dan Kalibrasi BBKB Ir Retno Widiastuti.

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan