close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kendaraan diesel yang diuji coba dengan bahan bakar B40. Dokumentasi Kementerian ESDM
icon caption
Kendaraan diesel yang diuji coba dengan bahan bakar B40. Dokumentasi Kementerian ESDM
Bisnis
Rabu, 26 Oktober 2022 21:44

Hasil uji cold startability B40 di dataran tinggi memuaskan: Mesin menyala kurang dari 5 detik

Uji coba dilakukan di wilayah perkebunan Tambi di ketinggian 1.400 mdpl. Pengujian road test B40 menggunakan 2 formula bahan bakar.
swipe

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus melakukan rangkaian uji kelayakan B40, yang merupakan campuran 40% biodiesel pada solar, sebagai bahan baku penggerak mesin diesel. Uji coba B40 diluncurkan 27 Juli 2022 melalui pendanaan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Hasil uji coba kemudahan penyalaan kendaraan pada temperatur rendah (cold startability) oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) dan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE menyebutkan, mesin dapat menyala dengan baik dalam waktu kurang dari 5 detik. Ini masih memenuhi standar yang ditetapkan.

"Untuk hasilnya sebagai standar menghidupkan mesin, paling lama 5 detik dan catatan saya tadi, paling cepat kira-kira 1 detik. Ini bukti autentik kalau B40 siap digunakan pada engine," kata Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, dalam keterangannya, Rabu (26/10).

Uji coba dilakukan di wilayah perkebunan Tambi di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pengujian road test B40 tersebut juga menggunakan dua formula bahan bakar, B30D10, yang terdiri dari campuran 30% Biodiesel, 10% diesel nabati/HVO (D100), dan 60% solar murni (B0), dan B40, yang terdiri dari campuran 40% biodiesel (B100) dan 60% solar murni (B0).

Pengadaan solar murni dan diesel nabati disediakan PT Pertamina (Perero), sedangkan Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) menyiapkan B100 dengan spesifikasi khusus.

"Kita memilih [formula] bahan bakar ini yang asalnya dari dalam negeri dan diproduksi dari kita. Untuk yang basisnya B40 diproduksi oleh APROBI, biodieselnya, dan untuk tadi, yang campuran 10%, oleh Pertamina dan sekarang ekspor malah. Dua-duanya akan kita manfaatkan," lanjut Dadan.

Selain cold startability, juga dilakukan uji kualitas mutu bahan bakar dan pelumas dengan tujuan memastikan kualitas mutu bahan bakar sebelum dan sesudah dicampur hingga masuk ke dalam mesin sesuai kualitas mutu yang dipersyaratkan. Di samping itu, analisis pelumas guna memastikan dan membandingkan kualitas pelumas pada awal dan pelumas bekasnya.

Usai uji cold startability, tim uji teknis akan melakukan uji jalan B40 menggunakan dua kendaraan. Pertama, berbobot di bawah 3,5 ton dan jarak harian 650 km/hari dari total target 50.000 km melalui rute Balitsa-tol Cileunyi-Ciamis-Kuningan-P3GL-Pemalang (putar balik)-Subang-Balitsa.

Kedua, kendaraan uji dengan kapasitas di atas 3,5 ton dengan target jarak harian 550 km/hari melalui Balitsa-Pasteur-Cikampek-Cipali-P3GL-Tegal (putar balik)-Cipali-Subang-Balitsa. Total jarak tempuhnya 40.000 km.

Kendaraan diesel yang diuji coba dengan bahan bakar B40. Dokumentasi Kementerian ESDM

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan