close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
icon caption
Ilustrasi tambang batu bara. Foto Pixabay
Bisnis
Senin, 03 Oktober 2022 18:48

HBA Oktober naik jadi US$330,97 per ton

Kenaikan HBA Oktober 2022 ini dipengaruhi oleh naiknya rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA.
swipe

Pembangkit batu bara yang kembali dioperasikan di sebagian negara Eropa berdampak pada peningkatan permintaan batu bara global. Hal ini turut mendorong Harga Batu bara Acuan (HBA) pada Oktober 2022 mengalami kenaikan sebesar US$11,75 per ton menjadi US$330,97 per ton dari September, yaitu US$319,22 per ton.

Kenaikan HBA Oktober 2022 ini dipengaruhi oleh naiknya rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA, yaitu Indonesian Coal Index (ICI) naik 3,63%, Platts naik 4,41%, Globalcoal Newcastle Index (GCNC) naik 3,98%, dan Newcastle Export Index (NEX) naik 3,08%.

“Selain naiknya rata-rata indeks, negara-negara Eropa seperti Jerman,Belanda, dan Belgia telah menghidupkan kembali pembangkit batu bara sebagai dampak dari pemangkasan gas oleh Rusia,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi dikutip dari keterangan resmi, Senin (3/10).

Agung menambahkan, adanya kendala pasokan gas alam di Eropa yaitu kebocoran jaringan gas di Laut Baltik turut memengaruhi kenaikan HBA.

“Adanya kebocoran jaringan gas yang terjadi di Laut Baltik sehingga harga gas melonjak,” jelas Agung.

Pergerakan HBA Oktober 2022 ini merupakan yang tertinggi sejak awal 2022, sedangkan tertinggi sebelumnya terjadi di Juni, HBA terkerek hingga menyentuh angka US$323,91 per ton. Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia-Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas masih menjadi faktor pengerek utama.

Setelahnya HBA cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Agustus ada di angka US$321,59 per ton dan September lalu sebesar US$319,22 per ton. HBA ini merupakan harga yang diperoleh dari rerata ICI, NEX, GCNC, dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kilokalori (kcal) GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8% dan Ahs 15%.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel). Supply dan demand menjadi faktor turunan yang mempengaruhi pergerakan HBA. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan