PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) menyampaikan, akan menjajaki potensi monetisasi aset Giant, setelah menutup seluruh gerai Giant pada Juli.
Direktur Hero Supermarket Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan, pihaknya secara aktif sedang mengevaluasi kelayakan untuk mengubah beberapa gerai Giant menjadi Hero Supermarket, dan akan terus meningkatkan kinerjanya.
"Setiap gerai yang tidak akan dikonversi atau dijual sayangnya akan ditutup. Sejumlah lokasi gerai Giant saat ini dimiliki PT Hero, oleh karenanya perseroan juga sedang menjajaki opsi terkait monetisasi aset tersebut," kata Hadrianus dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/6).
Hadrianus melanjutkan, sedang bernegosiasi dengan pihak ketiga mengenai potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant. Namun, saat ini pihaknya tidak dapat memastikan berapa banyak toko gerai yang akan berhasil dijual ke pihak ketiga.
"Monetisasi aset ini akan memungkinkan PT Hero menghasilkan modal untuk mendanai investasi dalam inisiatif pertumbuhan," ujarnya.
Lebih lanjut, Hadrianus menuturkan emiten berkode saham HERO ini akan terus berinvestasi pada bisnis niaga-elektronik atau e-commerce perseroan. Perseroan juga akan terus berinvestasi pada pertumbuhan bisnis IKEA dan Guardian, setelah restrukturisasi Giant.
"Setelah restrukturisasi Giant, Hero Supermarket akan menjadi satu-satunya bisnis ritel makanan perseroan. Kami secara aktif sedang mengevaluasi kelayakan untuk mengubah beberapa gerai Giant menjadi Hero Supermarket dan akan terus meningkatkan kinerjanya," ucap dia.
Dengan fokus dan sumber daya yang difokuskan ke bisnis IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket di masa depan, kata dia, HERO tetap berkomitmen untuk masa depan ritelnya di Indonesia. HERO pun optimistis akan posisinya sebagai pengecer kompetitif yang kuat dalam jangka panjang.