Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menyampaikan, pertumbuhan ekonomi selalu dipengaruhi oleh infrastruktur, permasalahan modal, tenaga kerja, digital, dan yang terbaru saat ini adalah hilirisasi. Menurut Dodi, hilirisasi yang didorong pemerintah saat ini menjadi game changer perekonomian nasional.
“Kalau kita kemarin vaksin adalah game changer kita. Sekarang game changer nya adalah hilirisasi,” ujar Dody dalam sesi panel diskusi di acara laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1).
Menurut Dody, hilirisasi selain meningkatkan nilai tambah pada perekonomian, juga meningkatkan efisiensi daya saing Indonesia secara eksternal. Sehingga, Indonesia tidak perlu lagi mengulangi peristiwa krisis moneter seperti 1997–1998.
“Masalahnya saat itu, ekonomi kita tumbuh dengan kecepatan yang cukup baik tanpa ada gangguan. Nilai tukar kemudian bergejolak, inflasi naik, itu di tahun 1997,1998, 2008. Ini adalah contoh, ekonomi kita yang melaju dengan cepat tapi tanpa dukungan kuat dari potensi ekonominya,” tutur Dody.
Ia menilai, program hilirisasi industri akan menjadi pendukung maksimalisasi potensi ekonomi yang bukan hanya pada sisi ekspor dan inflasi, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dan nilai tukar rupiah.
Doddy menjelaskan, hilirisasi selama lima tahun ke belakang secara rata-rata mengalami pertumbuhan ekonomi 100% hingga 200%. Hal ini juga sejalan dari sisi investasi yang terus mengalami peningkatan dengan ditandai peningkatan kapasitas smelter yang terus naik. Meski demikian, ada tantangan yang harus dihadapi Indonesia terkait hilirisasi, yaitu dukungan cadangan dari hilirisasi produk yang tidak begitu kuat atau mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
“Kemudian juga kita ke depan nanti standing kita dengan internasional practice, dari sisi kita harus menahan dulu ekspor komoditas SDA kita. ini permasalah WTO ini juga permasalahan yang banyak dilakukan negara lain, tapi mengapa Indonesia saja?” ucapnya.
Adapun BI nantinya akan memberikan insentif guna mendorong hilirisasi yang menjadi salah satu sektor prioritas. Kebijakan tersebut antara lain insentif, kebijakan investasi, dan dukungan lainnya.
“Tentunya akan mendapatkan banyak dimensi insentif yang kita lakukan dari kebijakan moneter maupun makroprudensial. Intinya adalah intermediasi. Kita tentunya akan mengajak pemerintah untuk menemukan apa kebijakan fiiskal dan non fiskalnya, apa kebijakan yang bisa didukung dari sektor riil,” ujar Doddy.