Kementerian Keuangan merilis defisit APBN hingga Agustus 2018 mencapai Rp150,66 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut defisit tersebut mencapai 1,01% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan, posisi kesimbangan primer surplus Rp11,61 triliun.
Menkeu menjelaskan, realisasi defisit tersebut lebih rendah dari realisasi pada periode tahun sebelumnya, baik secara nominal maupun persentase terhadap PDB.
"Turun dibandingkan defisit anggaran periode yang sama tahun 2017 yakni 1,65% terhadap PDB atau Rp224,89 triliun," ujar Sri Mulyani di kantornya, Jumat (21/9).
Realisasi belanja negara sampai dengan akhir Agustus 2018 sebesar Rp1.303,5 triliun, meningkat 8,78% jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Realisasi belanja tersebut sudah membelanjakan 58,7% dari total belanja yang akan dibelanjakan tahun ini.
Secara dirinci, belanja pemerintah pusat hingga Agustsus 2018 tumbuh 15,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Belanja pemerintah pusat tersebut utamanya dipengaruhi oleh realisasi subsidi yang sudah mencapai Rp105,62 triliun, tumbuh 36,14% dari periode yang sama tahun lalu. Belanja bantuan sosial sendiri mencapai Rp58,57 triliun (tumbuh 49,37%).
Sementara transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sampai Agustus 2018 telah mencapai Rp501,32 triliun atau 65,43% dari pagu APBN 2018 sebesar Rp766,2 triliun.
Secara keseluruhan, Sri Mulyani mengklaim #APBNKita per Agustus 2018 menunjukkan hal yang luar biasa positif dan masih baik posisinya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Ini masih jauh dari #APBNKita yang memberi ruang defisit sampai 2,19% terhadap GDP," pungkas Sri Mulyani.