close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira. Foto tangkapan layar Youtube Alinea Forum
icon caption
Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira. Foto tangkapan layar Youtube Alinea Forum
Bisnis
Jumat, 24 Desember 2021 14:46

HIPMI: Collaborative action pemerintah dan stakeholders memperbaiki ekonomi

Kembali membaiknya kondisi ekonomi, dinilai sebagai hasil dari baiknya collaborative action antara pemerintah dan stakeholders.
swipe

Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira berkeyakinan, collaborative action yang dilakukan pemerintah dan stakeholders dapat meredam situasi negatif akibat pandemi Covid-19, termasuk memperbaiki kondisi ekonomi.  

“Situasi ini saya rasa tidak bisa kita bilang sudah sempurna. Tetapi tentunya kita perlu melakukan berbagai langkah continuous improvement dari apa yang sudah sudah kita lakukan. Jadi kuncinya tadi, adanya continuous improvement,” kata dia dalam Alinea Forum Online bertema Membendung Transmisi Omicron” pada Jumat (24/12).

Salah satu contoh collaborative action yang sudah cukup baik, adalah dalam konteks testing. Pelibatan sektor swasta yang dilakukan secara komprehensif bisa menekan biaya testing PCR. Bahkan mungkin Indonesia menjadi salah satu dengan biaya testing yang relatif terjangkau.

Dia mengatakan, ekonomi Indonesia akhirnya dalam kondisi reborn setelah dihantam pandemi. Dia berkeyakinan, pengusaha juga memiliki andil dalam pemulihan ekonomi nasional. Di antaranya  terlihat dari keikutsertaan pelaku usaha dalam membangun infrastruktur kesehatan (oksigen, vaksin, lab PCR), membuka lapangan pekerjaan di masa ekonomi melemah akibat badai pandemi, serta menggunakan insentif yang diberikan untuk mendorong konsumsi masyarakat.

“Intinya dunia usaha terus mensupport langkah-langkah yang dilakukan pemerintah, dan ikut berpartisipasi tentunya dengan suatu regulasi yang prudent. Sehingga berbagai inisiatif yang kami lakukan bisa membawa suatu percepatan dan kebaikan juga,” kata dia.

Selain itu, sejumlah inovasi secara berkelanjutan juga menjadi penting untuk dilakukan. Apalagi, memasuki abad ke-21 ini ada sejumlah tantangan utama dalam mengambil sebuah kebijakan/langkah untuk menyusun suatu program, antara lain teknologi informasi yang sangat berkembang pesat.

"Ketika ekonomi melambat, pendekatan teknologi informasi dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi," ucap dia.

Seperti diketahui, Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total pertumbuhan industri pengolahan sampai kuartal III-2021 sebesar 3,68%. Angka ini lebih rendah dari capaian pada kuartal II-2021 yang tumbuh hingga 6,91%. Namun lebih baik dari kuartal I pada tahun yang sama sebesar -1,38%.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksikan total Indonesia sepanjang tahun ini mencapai US$230 miliar. Capaian itu setara Rp3.271,52 triliun (kurs Rp14.224). Sementara hingga November, ekspor Indonesia tercatat US$209 miliar.

Angka tersebut disebut Mendag memecahkan rekor tertinggi tahunan sebelumnya yang senilai US$203,5 miliar pada 2011.

"Kalau ini konsisten hingga Desember, Indonesia akan menembus US$230 miliar," katanya pada seremoni pelepasan ekspor akhir 2021, Kamis (23/12).

img
Kania Nurhaliza
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan