Rencana Holding Ultra Mikro dikabarkan akan terbentuk dan siap diluncurkan pada awal 2022. Holding ini akan menggabungkan Bank BRI dengan PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Menanggapi hal tersebut, Pakar Koperasi dan UMKM Suroto menegaskan, dirinya menolak wacana tersebut. Ia menilai pemerintah seharusnya mendorong agar kehadiran lembaga keuangan mikro yang dikelola oleh masyarakat atau koperasi semakin banyak bukan memperkecilnya.
“Ini malah selain mau diseragamkan, juga mau digencet (lembaga keuangan mikro milik masyarakat),” kata Suroto kepada wartawan, Rabu (19/5).
Ia pun mengambil contoh negara Kanada yang memiliki lembaga keuangan yang sudah maju. Di sana, ada sebuah koperasi bernama Desjardin yang memiliki aset empat kali-lipat dari Bank BRI.
Selain itu juga memiliki koperasi lainnya yang juga sama besarnya, seperti Coas Capital dan Vancity.
Menurut Suroto, meskipun di Kanada lembaga keuangannya rata-rata sudah kuat, namun pemerintah di sana masih mendorong agar muncul lebih banyak lembaga keuangan mikro dengan berbagai varian.
Tujuannya, agar masyarakat benar-benar terlayani sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat memanfaatkan berbagai saluran yang ada tanpa harus diarahkan pada satu kanal tertentu.
Bahkan di Kanada, sambungnya, lembaga keuangan tersebut dihidupi dan dimiliki oleh masyarakat dalam bentuk kepemilikan bersama melalui sistem koperasi.
“Bahkan pemerintah Kanada membangun program wholesale (ritel) untuk layanan keuangan dengan manfaatkan lembaga keuangan yang sudah dihidupi oleh masyarakat,” ucapnya.