close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Sejumlah perajin rotan menyelesaikan pesanan di sentra kerajinan rotan di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (30/4/2021).Foto Antara/FB Anggoro/nz.
icon caption
Sejumlah perajin rotan menyelesaikan pesanan di sentra kerajinan rotan di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (30/4/2021).Foto Antara/FB Anggoro/nz.
Bisnis
Kamis, 03 Juni 2021 15:05

Holding Ultramikro diyakini tumbuhkan UMKM baru di luar Pulau Jawa

PNM sebagai ujung tombak akan dapat lebih fokus mencari banyak pelaku ultramikro baru.
swipe

Pembentukan holding BUMN untuk sektor ultramikro diperkirakan mampu mendorong pembentukan sentra usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) baru di luar Pulau Jawa.

Rencananya, pemerintah mengintegrasikan tiga entitas BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM ke dalam holding ultramikro. 

Integrasi ekosistem ultramikro dari tiga BUMN tersebut saat ini dalam proses persiapan, termasuk penggodokan Peraturan Pemerintah (PP) yang akan menjadi payung hukum pembentukan holding.

Menanggapi hal itu, pengamat perbankan Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto menyampaikan, sentra UMKM nasional saat ini masih berpusat di Pulau Jawa. Padahal, sentra UMKM harusnya bisa dapat berkembang di luar Pulau Jawa.

Selain karena besarnya potensi ekonomi di luar Pulau Jawa, hal ini juga untuk mendukung terciptanya pemerataan ekonomi nasional secara lebih baik.

"Saya rasa holding ultramikro ini adalah rencana yang sangat tepat. Bagi pemerintah ini akan mampu membuat sentra UMKM baru yang mengatasi permasalahan pemerataan ekonomi," katanya kepada wartawan, Kamis (3/6).

Dia meyakini integrasi data dan operasional di dalam holding ultramikro baik pada BRI, Pegadaian, dan PNM akan menjadi lebih baik ke depannya. Holding juga dinilai akan mampu melakukan ekspansi menyentuh pelaku ultramikro yang masih belum dibiayai oleh perbankan lantaran profil risiko yang masih dipersepsikan tinggi.

PNM sebagai ujung tombak akan dapat lebih fokus mencari banyak pelaku ultramikro baru, tanpa perlu lagi khawatir terhadap kecukupan likuiditas dan modalnya. 

Pemberdayaan tersebut akan lebih berkualitas sehingga mampu menghasilkan pelaku ultramikro baru yang sehat dan potensial. Jika proses pertama tersebut mampu dijalani, maka BRI dan Pegadaian akan mampu menjadi pihak yang membiayai ekspansi selanjutnya.

Bahkan Doddy optimistis BRI akan mampu membentuk link pelaku mikro baru tersebut dengan suplier korporasi sehingga tercipta skala ekonomi yang lebih besar. 

"Memang skema seperti ini yang diperlukan. Bagaimanapun bank swasta atau pelaku jasa keuangan swasta tidak akan mampu melakukannya. Ini hanya bisa dilakukan negara khususnya melalui holding. Ini bisa mengurangi ketimpangan," ucapnya.

Skema tersebut tetap akan sehat bagi holding. Pasalnya, modal dan likuiditas secara konsolidasi masih sangat kuat. "Terlebih sinergi operasional dan dana akan menciptakan efisiensi yang lebih kuat yang mampu menjaga keberlangsungan holding ini," imbuhnya.

Sementara itu, Kementerian BUMN memastikan proses pembentukan holding ultramikro pada tahun ini berjalan lancar. 

“Alhamdulillah, proses pembentukan holding ultramikro sejauh ini sudah sangat baik. Ini hanya menunggu tanda tangan PP dari banyak kementerian," kata Menteri BUMN Erick Thohir, Rabu (2/6).

Erick menegaskan dengan holding ini, pemerintah akan mendorong suku bunga pembiayaan ultramikro lebih rendah. Langkah ini ditujukan untuk mempercepat ekspansi pembiayaan holding dan peningkatan kinerja ultramikro hingga naik kelas. 

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan