Pemerintah lewat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Hutama Karya (Persero) mengembangkan inovasi dalam bentuk terowongan gajah di area pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS), jalur Pekanbaru-Dumai.
Kepala Bagian Umum Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Mahbullah Nurdin mengungkapkan, inovasi tersebut terpaksa dilakukan karena area pembangunan jalan tol di daerah tersebut melewati kawasan konservasi hewan.
"Masih ada kendala lahan yang tentunya kami harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Termasuk adanya lahan konservasi hewan, seperti di Tol Pekanbaru-Dumai, maka di situ kami ada inovasi membuat yang namanya terowongan gajah," katanya dalam video conference, Rabu (25/11).
Dia menjelaskan, area tersebut biasa digunakan oleh Gajah Sumatera untuk bermigrasi. Agar tidak memutus jalur migrasi gajah di area tersebut, maka pemerintah harus menyiasatinya dengan membangun terowongan.
"Kami tidak boleh memutus jalur tersebut. Jadi inovasi ini mungkin yang dijadikan solusi dari hambatan yang ada," ucapnya.
Selain itu, Mahbullah mengungkapkan, terowongan gajah semacam itu adalah inovasi pertama yang dilakukan Hutama Karya dan pemerintah di sepanjang sejarah pembangunan jalan tol di Indonesia.
"Di tempat lain belum ada, itu adalah terowongan gajah pertama di Pekanbaru-Dumai. Karena jalan tol di sana membelah jalur yang biasa digunakan para gajah untuk bermigrasi," tuturnya.
Pemerintah rencananya akan membangun jalur tol yang menyambungkan ujung utara Sumatera di Aceh, sampai ujung selatan Sumatera di Lampung, dengan panjang sekitar 2.300 kilometer hingga 2024.
Menurut Mahbullah, saat ini jalur tol lintas Sumatera telah tersambung dari Bakauheni, Lampung hingga Kayu Agung, di Palembang.