International Finance Corporation (IFC), anggota kelompok bank dunia, akan mengucurkan investasi ke sektor swasta di Indonesia.
Senior country officer IFC Jack Sidik mengatakan dalam tiga tahun ke depan IFC akan menanamkan modal sebesar sebesar US$10,8 miliar, atau US$3,6 miliar setiap tahunnya ke Indonesia. Angka ini naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
Jack mengatakan perusahaan menilai Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki prospek terbaik di kawasan Asia Tenggara dengan dengan pertumbuhan ekonomi 5% dalam satu tahun.
"Jadi tanpa partisipasinya private sector, diverseity, foreign direct investor, agak sulit untuk kita melewati 5,1% ini," kata Jack
Jack Sidik memaparkan, sejak Juli 2018 hingga Juni 2019, IFC telah mengucurkan dana US$1 miliar. Pendanaan tersebut sebesar 30% ke sektor finansial, 40% ke sektor infrastruktur, dan sisanya ke manufacturing.
Jack menjelaskan secara rata-rata IFC selama 10 tahun terakhir rutin mengucurkan pendanaan sekitar US$300 juta tiap tahunnya ke Indonesia. Namun, sejak Juli 2018-Juni 2019, IFC meningkatkan kucuran pendanaannya ke Indonesia menjadi US$1 miliar.
"Jadi ini adalah tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, naik karena kita lebih aktif dan aktifitas ekononinya Indonesia lebih baik. jadi memang kita ada kesempatan buat bantu pihak swasta," kata Jack.
Lebih lanjut, Jack mengatakan untuk mendorong lebih banyak partisipasi perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia, pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi di berbagai sektor.
"Seperti dalam bidang infrastruktur harus ada pembukaan lebih banyak pada credit seeker untuk partisipasi. Jadi lebih banyak reformasi yang dilakukan pemerintah untuk membantu perkembangan di Indonesia," ujar Jack.