Menutup perdagangan hari ini, Selasa (4/9) IHSG ditutup di zona merah. Mengutip RTI, indeks acuan domestik ini merosot 62,28 poin atau 1,04% ke level 5.905,30. / (Foto: Eka Setiyaningsih/Alinea.id)
Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun lebih dari 1% lantaran terseret jebloknya kurs rupiah.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun lebih dari 1% lantaran terseret jebloknya kurs rupiah.
Depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menyeret gerak saham di lantai bursa. Dalam beberapa waktu terakhir, indeks bergerak volatile.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan, secara fundamental perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia masih baik. Hal ini dibuktikan dengan laporan kinerja emiten yang terus mencatatkan penguatan di semester-I-2018.
"Yang membuat kenaikan dan penurunan itu adalah pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Tapi hal ini kan juga terjadi di mana-mana," kata Laksono di Gedung BEI, Selasa (4/9).
Laksono mengatakan bahwa hal tersebut akan dikembalikan pada investor lantaran saat ini pasar sedang tidak dalam kondisi krisis.
Meskipun begitu, Laksono juga mengakui bahwa volatilitas yang terjadi pada rupiah sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal dari AS, Argentina, dan Turki. Kondisi itu mempengaruhi pasar keuangan di negara-negara berkembang.
Menutup perdagangan hari ini, Selasa (4/9) IHSG ditutup di zona merah. Mengutip RTI, indeks acuan domestik ini merosot 62,28 poin atau 1,04% ke level 5.905,30.
Sebanyak 300 saham menyeret pelemahan bursa, berbading 86 yang menguat. Sedangkan 90 saham lainnya tak bergerak.
Dari sepuluh sektor, sembilan di antaranya berada di zona merah. Sektor industri dasar paling melemah, dengan penurunan 2,45%, diikuti infrastruktur sebesar 1,9%. Satu-satunya sektor yang menguat adalah barang konsumsi dengan kenaikan 0,26%.
Dalam kesempatan yang berbeda, Analis dari Institute for Development of Economics & Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, anjloknya IHSG hari ini seiring penjualan bersih asing yang berlanjut.
"Rupiah bukan sebagai dampak utama anjloknya IHSG, panic sell off nya yang berdampak signifikan," ungkap Bhima saat dihubungi Alinea.id, Selasa (4/9).
Tercatat, investor asing membukukan net sell Rp431,3 miliar dan mempertebal capaian jual bersih sejak awal tahun menjadi Rp50,92 triliun. Bhima memprediksi laju IHSG esok hari, Rabu (5/9), terkoreksi dibawah 5.830.