close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2)./AntaraFoto
icon caption
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2)./AntaraFoto
Bisnis
Senin, 11 Maret 2019 07:08

IHSG cenderung fluktuatif

Sejumlah data keuangan dari regional dan dalam negeri menjadi katalis bagi pergerakan IHSG pada pekan ini
swipe

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Salah satu faktornya, adalah rilis neraca perdagangan pada Februari.

"Diharapkan defisit Februari mengecil, karena harga minyak mentah juga rendah, jadi impor migas juga tidak terlalu besar," kata Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira kepada Alinea.id, Senin (11/3).

Sentimen ini diharapakan bisa menopang pergerakan IHSG di minggu ini, meskipun banyak diterpa sentimen negatif.

"Negatifnya masih berkaitan dengan perang dagang AS-China yang masih belum tahu deal-nya seperti apa. Kemudian keputusan dari Brexit yang masih menggantung," ujarnya.

Selain itu, pasar juga memberikan sentimen AS yang mengumumkan pemberian sanksi kepada entitas beroperasi di sektor minyak Venezuela. "Ketegangan geopolitik ini bisa menyebabkan investor untuk memilih aset yang nyaman seperti dollar AS, emas dan lainnya yang kemudian akan menunda untuk membeli saham," kata dia. 

Bhima memprediksi IHSG akan berada pada level 6.250-6.300. 

Beberapa sektor saham yang direkomendasikan, di antaranya pertambangan, perbankan, aneka industri, dan aneka logam.

"Sahamnya mungkin PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES), dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM)," ujarnya.

Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan IHSG berpotensi berbalik menguat ke zona hijau. 

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) merilis posisi cadangan devisa (cadev) per Februari meningkat menjadi US$123,3 miliar dari Januari 2019 yang tercatat US$120,1 miliar.

Adanya rilis data perekonomian tentang penjualan ritel yang diperkirakan terdapat peningkatan, semakin menunjukkan kondisi fundamental perekonomian negara yang cukup solid dan kuat.

"Hal ini tentunya dapat menjadi sentimen posiitif yang kuat untuk kembali mendorong kenaikan IHSG dalam jangka panjang, serta kembalinya arus capital inflow ke dalam pasar modal Indonesia," ujar William.

Ia memprediksi IHSG akan berada pada level 6.336-6.498 dengan rekomendasi beberapa saham LQ45. Di antaranya, yaitu PT Astra International Tbk. (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP).

Sebagai informasi, IHSG ditutup melemah 1,16% atau 74,89 poin ke level 6383,07 pada pekan lalu. Sementara, selama sepekan IHSG ditutup melemah 0,94%. Pelemahan IHSG tersebut didominasi sentimen eksternal.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan