Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak fluktuatif cenderung melemah pada hari ini (13/3). Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sentimen dari eksternal mendominasi pergerakan IHSG.
Sentimen tersebut datang dari Brexit. Setelah melalui proses yang sangat panjang, pada akhirnya kesepakatan Brexit ditolak Parlemen.
Hal ini akan mendorong Inggris untuk berada dalam krisis politik dan akan meningkatkan probabilitas bahwa proses Brexit mungkin akan ditunda.
Nico menjelaskan, hasil voting suara semalam adalah 391 vs 242. Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Inggris Theresa May menyampaikan, memilih untuk pergi tanpa kesepakatan dan memperpanjang waktu, tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
"Selain itu, May juga masih terus percaya bahwa sejauh ini hasil terbaik adalah Inggris meninggalkan Uni Eropa secara tertib dengan sebuah kesepakatan. Kesepakatan yang telah dinegosiasikan adalah yang terbaik dan memang satu-satunya kesepakatan yang tersedia," ujar Nico kepada Alinea.id, Selasa (13/3).
Sementara itu, pihak Uni Eropa menyampaikan akan mempertimbangkan permintaan dari Pemerintah untuk menunda Brexit, namun dengan catatan harus ada alasan yang kredibel untuk meminta perpanjangan dan seberapa lama waktu yang diminta.
Dengan waktu tersisa 17 hari hingga akhir Maret ini, maka langkah selanjutnya adalah May akan memberikan suara kepada House of Commons pada Rabu (13/3), apakah menerima atau menolak Brexit tanpa kesepakatan.
Jika House of Commons menolaknya, maka selanjutnya pada hari yang sama atau Kamis, mereka akan kembali memilih untuk memperpanjang atau tidak negosiasi Brexit setelah 29 Maret usai.
"Hal ini akan menjadi sentimen negatif bagi pasar global, meskipun tidak begitu besar karena prosesnya sendiri masih berjalan. Namun demikian, ketidakpastian tersebut masih belum hilang. Sehingga masih akan membebani perekonomian global," kata Nico.
Sentimen selanjutnya datang dari proses pertemuan Amerika Serikat (AS) dan China terkait dengan masalah dagang. Kemarin, Presiden Trump mengatakan, opsi menaikkan tarif impor China, sebagai cara memastikan Beijing memenuhi perjanjian perdagangan yang dapat diselesaikan secepatnya dalam beberapa minggu mendatang.
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyampaikan adanya peluang bagi neraca perdagangan pada Februari 2019 mengalami surplus.
Penurunan dari impor dinilai berdampak pada surplusnya neraca perdagangan. Adapun penurunan impor didorong oleh mulai selesainya proyek infrastruktur. Sedangkan dari sisi ekspor, BI berharap ada perbaikan karena faktor daya saing nilai tukar seharusnya dapat menolong kinerja ekspor.
"Secara teknikal, kami memproyeksikan IHSG bergerak variatif cenderung melemah dan diperdagangkan pada rentang harga 6.328-6.392 untuk hari ini," ujarnya.
Nico merekomendasikan beberapa saham seperti, PT JAPFA Tbk. (JFPA), PT Jasa Marga Tbk. (JSMR), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM).
Sebagai informasi, pada perdagangan Selasa (12/3), IHSG ditutup melemah 6,353 poin atau 0.20%% ke level 6.353. Sektor industri barang konsumsi dan infrastruktur memberikan kenaikan terbesar pada perdagangan kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih senilai Rp674,1 miliar.