close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Bisnis
Selasa, 23 Maret 2021 08:55

Dibayangi yield obligasi AS dan kasus Covid-19 di Eropa, IHSG diperkirakan menguat terbatas

IHSG diperkirakan bergerak menguat terbatas dibayangi fluktuasi yield obligasi AS dan lonjakan kasus penularan Covid-19 di Eropa.
swipe

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,53% ke level 6.334 pada perdagangan Selasa (23/3). 

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan bursa saham AS ditutup menguat setelah yield dari obligasi 10 tahun akhirnya mulai menurun setelah mencapai nilai tertingginya selama 14 bulan terakhir. Peningkatan yield obligasi ini merupakan cerminan dari optimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dan naiknya inflasi. 

"Hal tersebut didukung oleh pernyataan oleh Gubernur The Fed Jerome Powell yang menyatakan, pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat, tetapi, masih membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk kembali ke level sebelum pandemi," kata dia.

Di sisi lain, bursa Asia dibuka menguat mengikuti pergerakan saham di Wallstreet. Meskipun demikian, terdapat tekanan dari nilai tukar USD terhadap mata uang lainnya karena indeks USD masih berada di level 91,815, di atas 91,5 pada posisi minggu lalu.

"IHSG diprediksi menguat terbatas. Pergerakan masih dibayangi oleh fluktuasi dari yield obligasi yang kemarin akhirnya menurun, sehingga menurunkan kecemasan investor. Dari dalam negeri masih minim sentimen penggerak pasar," ujar dia.

Riset pembukaan Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG berpeluang menguat terbatas pada perdagangan hari ini. Menurut Phillip Sekuritas, sentimen datang dari indeks saham Asia pagi ini, Selasa (23/3), yang dibuka naik seiring dengan redanya rasa takut atas lonjakan inflasi, tetapi investor memperhatikan secara serius lonjakan kasus penularan Covid-19 di Eropa. 

"Kebijakan lockdown yang baru telah dan atau akan segara di berlakukan di beberapa negara Eropa untuk menahan penularan virus Covid-19," tulis Phillip Sekuritas.

Menurut Phillip Sekuritas, investor juga menantikan pidato dari ketua The Fed Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di depan Komite Jasa Keuangan  DPR AS pada Selasa waktu setempat dan Komite Perbankan DPD AS pada hari Rabu. 

Janet Yellen di prediksi bukan hanya memamerkan membaiknya prospek ekonomi AS dan upaya dramatis untuk menolong rakyat AS melalui UU Penanggulangan Pandemi senilai US$1,9 triliun, tetapi juga akan mengirim sinyal kebutuhan akan belanja pemerintah yang lebih besar lagi yang sebagian besarnya akan dibiayai melalui kenaikan pajak.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan