Jebloknya Indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 8,09% sejak awal tahun tak mengurangi minat calon emiten untuk untuk melantai di bursa efek.
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat menilai pelemahan IHSG tidak membuat sejumlah perusahaan menunda untuk menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
"Karena rencana IPO itu bukan rencana sehari, tetapi rencana yang sudah diputuskan bertahun-tahun dan minat pembelinya juga sudah ada," ujarnya seperti dilansir Antara, Rabu (16/5).
Samsul Hidayat juga menilai kondisi industri pasar modal bukan sepenuhnya disebabkan sentimen yang datang dari dalam negeri, tetapi dipengaruhi kebijakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan China.
"Kalau dilihat, penurunan saham diimbangi dengan masih masuknya dana investor yang masuk untuk mengakumulasi saham-saham yang telah turun," katanya.
Saat ini, lanjut dia, fundamental ekonomi nasional masih terjaga, sejumlah data yang telah diumumkan juga terbilang masih baik. Pemerintah tentu akan terus berupaya untuk menjaga perekonomian nasional tetap baik dan kondusif.
Kendati demikian, Samsul Hidayat mengakui, sentimen mengenai teror yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dapat mengganggu persepsi investor untuk berinvestasi.
"Investor sebenarnya sudah cukup imune dengan kondisi itu, tetapi kan harapan kita ini bisa diatasi secepatnya oleh pihak keamanan agar investor nyaman untuk investasi," katanya.
Pada Rabu (16/05), PT Medikaloka Hermina Tbk. resmi tercatat di papan utama BEI. Hal ini sekaligus menjadikan perusahaan berkode saham HEAL ini sebagai perusahaan ke-14 yang mencatatkan saham di bursa pada tahun 2018.
Dengan pencatatan ini, maka total perusahaan tercatat di BEI saat ini adalah 579 perusahaan. Rumah Sakit Hermina bergerak pada bidang jasa pelayanan kesehatan dan termasuk ke dalam sektor trade, services, & investment.
Pada perdagangan Rabu (16/5), IHSG ditutup menguat tipis 0,05% sebesar 3,35 poin ke level 5.841,46 dengan rentang pergerakan 5.738,58-5.838,56. Sejak awal tahun, IHSG masih terkoreksi 8,09% dan menjadi pelemahan indeks terdalam di kawasan Asean.
Pelaku pasar asing masih melanjutkan aksi jual bersih senilai Rp709,3 miliar. Investor asing mempertebal capaian net sell sejak awal tahun (year-to-date/ytd) menjadi Rp39,69 triliun.