Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi masih berada dalam tren penurunan dalam sepekan ke depan.
Analis PT KGI Sekuritas Indonesia Yuganur Wijanarko dalam risetnya, mengatakan dari kacamata teknikal, IHSG membentuk pola double top, tepatnya ketika IHSG terkoreksi dari all time high 6.700 dan mengalami break-down area support minor daily 6.470, level tersebut juga menjadi batas bawah dari pola double top.
"Target breakdown pertama dan kedua IHSG sendiri sudah tercapai ketika sempat turun ke level 6.266 dan 6.060 pada Maret lalu," katanya dalam riset, Minggu (8/4).
Menurut dia, secara penjelasan teknikal, pola double top adalah reversal dalam suatu uptrend kuat menjadi downtrend. Pola grafik yang dililhat seperti 2 top atau puncak gunung, seperti pada huruf M.
Pola ini mengindikasikan bahwa tren naik sudah berakhir dan masa bearish atau downtrend pun dimulai. Sehingga, pelaku pasar lebih bijak melakukan buy on weakness, menjual pada rebound minor dan memperhatikan cut loss point ketat, agar tidak terseret dalam arus pembalikan arah tren harian.
"Saham yang bisa diperhatikan adalah BBNI, TLKM, ASII, WSKT," kata dia.
Sebaliknya, analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, menilai IHSG pada awal pekan kedua bulan keempat tahun 2018, terlihat mulai bergeliat naik.
"Level support dapat dipertahankan dan teruji dengan baik, sehingga pola kenaikan dalam jangka pendek mulai terlihat," tuturnya.
Di sisi lain, sambungnya, kembalinya capital inflow masih sangat diharapkan untuk dapat kembali memberikan sentimen positif terhadap IHSG saat ini. IHSG diproyeksi menguat pada rentang 6.081-6.368.
Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Oskar Herliansyah, menjelaskan, sepanjang pekan lalu 2-6 April 2018, IHSG terkoreksi 0,23% ke level 6.175,05 poin dari 6.188,98 poin pada penutupan perdagangan sepekan sebelumnya. Investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih (net sell) pada pekan ini menjadi Rp 1,4 triliun.
Nilai kapitalisasi pasar BEI juga melemah 0,21% menjadi Rp 6.870,15 triliun pada akhir pekan lalu dari Rp 6.884,88 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian BEI di sepanjang pekan lalu turun 61,05% menjadi Rp 5,92 triliun dari Rp 15,2 triliun pada sepekan sebelumnya.
Adapun rata-rata volume transaksi harian BEI pada pekan lalu juga turun 22,58% menjadi Rp 8,22 triliun dari Rp 10,61 triliun sepekan sebelumnya.
Kendati demikian, rata-rata frekuensi transaksi harian BEI pada pekan lalu tumbuh 21,82% menjadi 354.480 kali transaksi dari 290.980 kali transaksi sepekan sebelumnya.
Investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih pada sepekan menjadi Rp 1,4 triliun dan secara keseluruhan pada tahun ini investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 24,89 triliun.