Indonesia disorot sebagai negara yang cukup berhasil dalam merespons pandemi dan pulih tanpa mengorbankan stabilitas keuangan dan fiskal jangka menengah bangsa.
"Kinerja dan prospek makro dan fiskal Indonesia dinilai sangat positif. IMF mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam menahan Covid-19, yang memungkinkan Indonesia mencapai pemulihan ekonomi yang cepat," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, Rabu (26/1).
Namun jika tekanan risiko eksternal semakin kuat dan memengaruhi proses pemulihan ekonomi, IMF menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan penyesuaian kecepatan konsolidasi fiskal.
Selain itu, IMF juga menyarankan agar kerja sama berbagi beban antara pemerintah dan BI dalam rangka pembiayaan penanganan pandemi dapat dihentikan di akhir 2022. Hal itu sesuai yang direncanakan serta amanat UU No.2/2020, yang tentunya mempertimbangkan kinerja fiskal yang sudah menguat.
Selanjutnya, IMF memandang ruang perbaikan sistem keuangan domestik tetap ada untuk beberapa hal, seperti penguatan kredit dan dukungan pemerintah terhadap pembiayaan UMKM, serta penguatan kinerja perbankan.
“Karena berakhirnya langkah-langkah darurat untuk menangani krisis dalam waktu luar biasa pada 2022 itu dipengaruhi oleh sektor perbankan," kata Febrio.
IMF juga berharap agar pemerintah memprioritaskan kerangka strategis jangka menengah untuk meningkatkan pendapatan pemerintah. Terutama pendapatan pajak dan pendapatan lainnya. Sebab ini dianggap penting untuk menjaga pertumbuhan Indonesia pada level potensial dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
"Kita harus melanjutkan upaya memperkuat reformasi struktural. Termasuk mengatasi dampak serius pandemi, " jelas Febrio.