Penyewaan 597 kamar hotel untuk pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) - World Bank (WB) di Bali mencapai Rp44,4 miliar.
Pertemuan Tahunan IMF - World Bank di Bali, negara diperkirakan akan mendapatkan dana tambahan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sekira Rp44,4 miliar selama perhelatan acara.
Ketua Pelaksana Harian pertemuan IMF-World Bank Susiwijono Moegiarso menjelaskan PNBP tersebut berasal dari jumlah kamar hotel yang dikonversi sebanyak 597 ruangan.
Rata-rata harga satu ruangan tersebut sebesar US$5.000 selama sepekan. Artinya, total sewa kamar tersebut sebesar US$2,98 juta atau sekira Rp44,4 miliar pertemuan tahunan tersebut.
"Sewa satu offices ini kira-kira kurang lebih US$5.000, tergantung tipenya. Mungkin saya enggak rinci, tapi average-nya US$5.000. Itu akan masuk ke PNBP," ujar Susiwijono di kantornya, Senin (1/10).
Angka tersebut, kata dia, juga belum termasuk sewa hotel untuk menginap para tamu dan undangan. Terlebih, ada 2.000 lebih pertemuan secara pararel dalam satu pekan.
Per 29 Sepetmber 2018, data registrasi yang masuk dalam sistem Meetings Team Secretariat (MTS) IMF-WB sebanyak 11.093 orang, data registrasi yang masuk ke Sistem Pemerintah Indonesia (IPT) sebanyak 13.942 dan sudah di approve atau disetujui 10.443 orang.
"Sehingga total orang yang sudah teregistrasi per hari ini dan akan berada di kawasan Nusa Dua pada saat itu sekira 22.000 orang," ucapnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Kepala Unit Kerja BI untuk Pertemuan IMF-WB, Peter Jacobs mengatakan, produk domestik bruto (PDB) bisa naik 0,5% dari berbagai sektor yang terlibat dalam meeting nanti.
Pertumbuhan 0,5% tersebut setara dengan perputaran barang dan jasa senilai Rp5,7 triliun. Selain itu peserta yang mendaftar untuk pertemuan IMF-World Bank yang lebih dari 180 negara sudah melebih target.
Terkait kesiapan pertemuan IMF-World Bank di Bali, perkembangannya sudah mencapai 97%.
“Sisanya tinggal touching touch up finalisasi saja," ujarnya beberapa waktu lalu.