Masih dalam nuansa Tahun Baru Imlek. Hari pertama tahun baru di China, sektor pariwisata China meraup pendapatan fantastis. Kementerian Pariwisata China (CNTA) pada Sabtu (17/2) merilis bahwa pendapatan sektor pariwisata mencapai 83,4 miliar RMB atau setara Rp 175,14 triliun.
Nilai pendapatan tersebut naik 9,7% secara year on year (yoy) . CNTA menyebut bahwa pada hari Jumat (16/2) jumlah wisatawan di seluruh pelosok daratan Tiongkok mencapai 71 juta atau naik 9,4% secara yoy.
Tempat yang dipilih masyarakat China di dalam negeri untuk berpelesir seperti, objek wisata bertemakan salju, kesenian tradisional dan pemandian air hangat. Perusahaan Kereta Api China (CRC) memprediksi jumlah penumpang kemarin mencapai angka 4 juta orang. Untuk satu kali perjalanan wisata domestik, warga China diperkirakan menghabiskan uang sebesar 3.500 RMB setara Rp 7,3 juta.
Sementara itu, minat berpelesir ke luar negeri saat Imlek juga terbilang tinggi. Lembaga Penelitian Pariwisata China (CTA) memperkirakan warga China yang pelesir ke luar negeri selama Imlek tahun ini mencapai 6,5 juta orang naik 5,7% dibandingkan tahun lalu.
Bagi angpao lewat transfer
Amplop angpao di Surabaya, tahun ini disebut tahun anjing tanah/ Foto Antara
Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir pemberian angpao saat Imlek rupanya telah dilakukan dengan transfer elektronik. Platform nomor satu di China yakni WeChat menjadi media daring yang digunakan oleh masyarakat China saat ini.
WeChat memang menyediakan fitur red packet untuk mempermudah warga China dalam mengirimkan angpao sebagai hadiah istimewa Imlek kepada sanak saudara atau kerabat.
Pada tahun lalu red packet telah ditransaksikan sebanyak 46 miliar kali. Pada Imlek tahun ini transaksi red packet diperkirakan naik 43,3%.
Meskipun demikian, berdasarkan pantauan Antara di Beijing penjualan amplop merah bermotifkan Imlek masih marak di toko swalayan, toko kelontong dan toko buku. Harga jual amplop berkisar harga 1 RMB hingga 2 RMB atau setara Rp 2.100 - Rp 4.200 per lembar.