close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Holding BUMN pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menyapkan anggaran US$6 miliar setara Rp84 triliun untuk ekspansi. / Inalum
icon caption
Holding BUMN pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menyapkan anggaran US$6 miliar setara Rp84 triliun untuk ekspansi. / Inalum
Bisnis
Jumat, 05 April 2019 22:54

Inalum genjot produksi, siapkan capex Rp84 triliun

Holding BUMN pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menyapkan anggaran US$6 miliar setara Rp84 triliun untuk ekspansi.
swipe

Holding BUMN pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menyapkan anggaran US$6 miliar setara Rp84 triliun untuk ekspansi.

PT Inalum (Persero) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tersebut untuk menambah kapasitas produksi aluminium sampai 2025.

"Sejumlah proyek strategis, seperti pabrik CPC, pengembangan kapasitas produksi aluminium di Kuala Tanjung dan Kalimantan Utara. Kalau sudah jadi semua, bisa 3 juta ton. Itu proyek sampai 2025 dengan investasi US$6 miliar," kata Direktur Pelaksana Inalum Oggy Achmad Kosasih di Jakarta, Jumat (5/4).

Oggy menjelaskan berbagai proyek strategis yang dilakukan oleh perseroan, salah satunya meningkatkan kapasitas produksi di Pabrik Kuala Tanjung, Sumatera Utara, hingga 500.000 ton aluminium per tahun.

Saat ini Inalum mengembangkan dua dermaga yang sudah beroperasi sejak 1982 yaitu dermaga A dan dermaga B Pelabuhan Kuala Tanjung seiring dengan penambahan kapasitas produksi.

Selain itu, produksi 1 juta ton per tahun juga akan dikejar melalui ekspansi pengembangan klaster aluminium di provinsi Kalimantan Utara, tepatnya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning. Saat ini proyek tersebut masih dalam finalisasi pra-studi kelayakan dan persiapan lahan.

Untuk mendorong hilirisasi produk tambang, Inalum juga bekerja sama dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. untuk membangun Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Pabrik pemurnian bauksit menjadi alumina tersebut baru saja dilakukan pencanangan pembangunan pada Kamis (4/4) oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.

Proyek ini direncanakan mulai berproduksi pada kuartal-I 2022 dan diharapkan produk alumina sebagai bahan baku dari aluminium dapat dipenuhi dari dalam negeri, tanpa bergantung pada impor.

Dalam tahap pertama, proyek SGAR Mempawah memiliki kapasitas awal sebesar 1 juta ton per tahun, namun bisa ditingkatkan menjadi maksimal menjadi 2 juta ton per tahun.

Saat ini Inalum juga telah berhasil memproduksi produk turunan aluminium berupa Billet dan Foundry Alloy, melakukan uji coba proyek optimalisasi dan up-grading tungku peleburan, finalisasi studi kelayakan untuk pengembangan smelter baru.

Kemudian, ekspansi pabrik Calcined Petroleum Coke (CPC) bekerjasama dengan Pertamina dan pabrik Slab Sheet dan Wire rod yang menunjukkan progres positif. (Ant).

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan