Holding BUMN tambang Inalum akan mengumumkan pembelian saham Freeport Indonesia dari Rio Tinto Group senilai Rp49 triliun usai lebaran.
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa proses negosiasi divestasi Freeport Indonesia merupakan salah satu yang paling sulit ditangani.
Budi Gunadi seperti dilansir Antara, Senin (4/6), menjelaskan selama berkarir jadi bankir sekitar 25 tahun, negosiasi tersebut salah satu yang paling alot. Namun, hingga saat ini proses sudah banyak kemajuan, dan tetap berjalan sesuai dengan rencana awal.
Salah satu hal yang membuat sulit adalah adanya saham participating interest dari Rio Tinto dalam Freeport Indonesia, yaitu sebesar 40%.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyebut pembelian hak kelola atau Participation Interest (PI) Rio Tinto di PT Freeport Indonesia kini tengah masuk tahap finalisasi.
"Belum boleh. Kemarin bicara dengan Pak Budi (Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi) karena kami masih dalam finalisasi untuk penandatangan Head of Agreement," kata Menteri Rini.
Ia mengaku belum bisa banyak bicara soal upaya akuisisi saham PTFI tersebut, namun pihaknya optimistis proses penyelesaian akuisisi yang ditargetkan pada Juni 2018 akan tercapai. "Insha Allah masih bisa tercapai di Juni ini," katanya juga.
Rio Tinto dikabarkan menjual hak partisipasinya di tambang Grasberg Freeport Indonesia (PTFI) kepada PT Inalum senilai US$3,5 miliar. Namun, Rini sendiri masih enggan berkomentar mengenai kabar tersebut.
"Kan saya bilang nanti kalau kami sudah tanda tangan head of agreement baru bisa bicara," ujarnya.
Tercatat, saat ini Indonesia menggenggam kepemilikan 9,63% saham Freeport Indonesia. Targetnya, pemerintah akan mengakuisisi dari proses divestasi saham Freeport hingga 51%.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan tiga menteri, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno, untuk menyelesaikan proses divestasi saham Freeport Indonesia pada April 2018.
Akan tetapi, Inalum belum dapat mencapai target tersebut lantaran masih terus melakukan negosiasi dengan Freeport dan Rio Tinto sehingga targetnya mundur menjadi Juni 2018.
Pembelian hak kelola Rio Tinto di Freeport oleh Inalum merupakan upaya Indonesia mengambil 51% saham Freeport.
Kantor berita Bloomberg, melansir Rio Tinto Group telah siap menerima kesepakatan jual-beli hak kelola di area tambang Grasberg dengan Inalum senilai US$3,5 miliar.
Pernyataan itu membuka jalan buntu berkepanjangan dalam tawar menawar jual-beli kepemilikan di pertambangan terbesar kedua dunia tersebut.
Valuasi aset Freeport diproyeksi bakal segera diumumkan. Bahkan, antara Inalum dan Rio Tinto telah menemui kata mufakat transaksi divestasi dan bakal diumumkan setelah lebaran.