Perbankan kian getol mengembangkan lini bisnis syariah. Salah satunya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang melakukan ekspansi dengan mengembangkan Unit Usaha Syariah (UUS) ke Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Utama BBTN, Maryono mengatakan NTB memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang sangat menjanjikan. "Potensi laju pertumbuhan ekonomi NTB tumbuh di atas rata–rata nasional sehingga akan berdampak pada sektor perbankan khususnya Perbankan Syariah," kata Maryono, Jakarta, Selasa (9/1).
Dia yakin, ekonomi syariah berpotensi tumbuh tinggi di NTB. Pemicunya, sebagian besar penduduk NTB memeluk agama Islam. Selain itu, Pemprov NTB juga telah mencanangkan wisata syariah.
Hingga triwulan III-2017, tercatat 42 outlet perbankan syariah dibuka di NTB. Adapun total aset mencapai Rp3,34 triliun serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terkumpul senilai Rp1,62 triliun. Jumlah pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat mencapai Rp2,87 triliun.
Kantor Cabang Syariah (KCS) anyar BBTN dibuka di Mataram, ibukota NTB. Peresmian tersebut ditargetkan dapat menggaet debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di wilayah tersebut.
"Dengan kompetensi dan pengalaman kami dalam memberikan pembiayaan perumahan, maka akan menjadi modal strategis bagi KCS Mataram untuk memenuhi kebutuhan kepemilikan rumah dengan prinsip syariah bagi masyarakat di wilayah kota Mataram dan sekitarnya," tegasnya.
Maryono optimistis BTN Syariah akan berkinerja positif hingga Desember 2017. Aset UUS BTN diperkirakan tumbuh sekitar 29% sepanjang 2017. Sedangkan penghimpunan DPK diprediksi naik sekitar 24%. Pembiayaan juga diperkirakan tumbuh sekitar 26% dan laba UUS BTN diperkirakan naik sekitar 28%.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB Farid Faletehan mengungkapkan potensi bisnis syariah di NTB sangat besar. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum paham tentang hal itu.
"Kami harap kehadiran Bank BTN bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat lewat sosialisasi," ujarnya.