Kementerian Keuangan menyatakan Indonesia memiliki tiga tantangan utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah membutuhkan pihak swasta atau lembaga keuangan seperti Asian Development Bank (ADB).
Suahasil mengatakan tantangan pertama yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan menaikkan pendapatan.
"Untuk menaikkan kelas bawah, kita perlu untuk me-manage, itu juga penuh dengan dinamikanya, itu satu yang harus kita tangani," katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/3).
Kedua, Suahasil menjelaskan, kelas menengah yang menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia sudah mulai memasuki usia senja. Untuk itu, katanya, pemerintah perlu menyiapkan sejumlah langkah untuk menciptakan kelas menengah baru di tengah masyarakat.
"Kelas menengah ini sudah mulai menua, ini harus dimengerti dan dipahami apa yang harus dilakukan Indonesia untuk dipersiapkan. Itu harus disiapkan sekarang," ujarnya.
Ketiga, dia mengatakan pemerataan penduduk harus dilakukan segera agar pertumbuhan tidak hanya terkonsentrasi di pulau Jawa, sehingga kesenjangan dapat dipersempit.
"Ketiga adalah, urbanisasi, pemerataan, Pulau Jawa ini isinya 60% dari total penduduk Indonesia, di mana ada banyak perbedaannya, mulai dari kesehatannya hingga pilihan politiknya," jelasnya.
Namun dia mengatakan, tiga tantangan ini harus dilakukan secara bersama-sama.
"Sebetulnya kalau dilihat, pemerintah tidak bisa menangani masalah ini. Yang bisa menariknya itu adalah pihak swasta. Beberapa tahun ke depan, hubungan antara Indonesia dengan ADB perlu diperbanyak lagi dengan swasta, itu perlu," tukasnya.