Indonesia menjadi tuan rumah presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022 pada akhir Oktober 2021.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, berharap G20 dapat menjadi role model bagi masyarakat internasional.
“Sebagai forum yang lahir dari krisis global G20 diharapkan menjadi role model bagi masyarakat internasional, untuk memberikan solusi atas tantangan ekonomi global,” ucap Airlangga dalam konferensi pers tentang Presidensi Indonesia di G-20 2022, Selasa (14/9).
Airlangga mengatakan, dalam menentukan Presidensi G20, ada mekanisme yang disebut regional basket rotation, di mana saat ini adalah giliran kelompok pemerintahan di Asia.
“Presidensi G20 di 2022 merupakan pertama kali bagi Indonesia menjadi tuan rumah dari Presidensi G20. Hingga saat ini, baru empat negara Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, Korea Selatan dan Saudi Arabia yang sudah pernah menjadi tuan rumah presidensi G20,” ucap Airlangga.
Dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia memiliki kesempatan secara strategis untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pada masa pascapandemi Covid-19.
Untuk memastikan kelancaran Presidensi G20, Airlangga mengatakan, berbagai persiapan sudah dipersiapkan. Salah satunya adalah keputusan presiden terkait dengan panitia nasional, kemudian Presiden Jokowi Widodo akan menghadiri penutupan KTT G20 di Roma pada 31 Oktober.
“Di sana Bapak Presiden akan menerima secara resmi, penyerahan tongkat estafet presidensi G20 dari PM Italia kepada Presiden Republik Indonesia, dan pada 1 Desember Indonesia akan resmi menjadi Presidensi G20,” ucap Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan, sejak 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022 akan ada banyak pertemuan yang dilakukan.
“Ada 150 pertemuan beberapa side event, dari 1 Desember 2021-30 November 2022, di antaranya working group tingkat sherpa, finance, deputy, hingga KTT yang dihadiri oleh kepala negara dan kepala pemerintahan,” ucap Airlangga.