close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik 2017 mencapai US$58,46 juta,  dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.  / Antara Foto
icon caption
Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik 2017 mencapai US$58,46 juta,  dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.  / Antara Foto
Bisnis
Rabu, 16 Mei 2018 01:23

Indonesia kuasai pasar batik dunia

Indonesia menguasai pasar batik dunia serta telah menjadi penggerak perekonomian di regional dan nasional dengan menyediakan lapangan kerja.
swipe

Indonesia menguasai pasar batik dunia serta telah menjadi penggerak perekonomian di regional dan nasional dengan menyediakan ribuan lapangan kerja dan menyumbang devisa negara.

"Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia," kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa (15/5).

Gati menyampaikan hal itu saat membacakan sambutan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Batik Warisan Budaya XII di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian.

Saat ini, industri batik didominasi oleh industri kecil dan menengah yang tersebar di 101 sentra. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sentra IKM batik mencapai 15.000 orang.

Kemenperin mencatat nilai ekspor batik dan produk batik 2017 mencapai US$58,46 juta,  dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. 

Gati menyampaikan, perdagangan produk pakaian jadi dunia yang mencapai US$442 miliar, menjadi peluang besar bagi industri batik untuk meningkatkan pangsa pasarnya, mengingat batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi.

Saat ini, Industri batik dituntut untuk menjadi industri yang ramah lingkungan dengan menggunakan zat warna alam pada produk batik merupakan solusi dalam mengurangi dampak pencemaran dan bahkan menjadikan batik sebagai eco-product bernilai ekonomi tinggi.

"Pengembangan zat warna alam juga turut mengurangi importasi zat warna sintetik. Di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat," jelasnya.

Dia menambahkan, batik warna alam hadir menjawab tantangan tersebut dan diyakini dapat meningkatkan peluang pasar.

Kementerian Perindustrian terus berupaya mengembangkan industri batik nasional, peningkatan kompetensi SDM, pengembangaan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin atau peralatan serta promosi dan pameran diberikan kepada para perajin dan pelaku usaha batik untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksinya.

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan